Congyang Miras Legendanya Semarang, Produk Minuman Hasil Akulturasi Budaya

3 Maret 2021, 16:39 WIB
Seseorang sedang mencoba cita rasa minuman Congyang. /Foto diambil dari tangkapan layar Youtube Tutorial Minum Congyang.


KABAR JOGLOSEMAR
-- Produk budaya dari hasil akulturasi antara budaya Jawa dan Cina tak terhitung jumlahnya dan bentuknya pun beraneka ragam, dari bentuk kesenian atau seni pertunjukan, corak batik, arsitektur bangunan, hingga aneka macam kuliner.

Kota Semarang sebagai bagian dari daerah pesisir yang juga sebagai kota pelabuhan dalam hal akulturasi itu sangat tampak sekali.

Salah satunya adalah di bidang kuliner antara lain, lumpia, tahu, bakso, tahu gimbal, wingko babat dan sebagainya. Ada satu lagi produk kuliner legenda berbentuk minuman keras (miras) atau minuman beralkohol hasil akulturasi budaya Jawa dan Cina, bernama Congyang.

Baca Juga: Weton Amanda Manopo Jumat pon, Ini Ramalan Primbon Jawa pada Pemeran Andin di Ikatan Cinta

Baca Juga: 7 Lambang Weton Primbon Jawa untuk Mencari Kecocokan Pekerjaan, Weton Lambang Mata Cocok Jadi Artis

Minuman Congyang merupakan hasil hasil fermentasi beras dan gula pasir, sepirit, perasa kopi moka, pewarna makanan juga dilengkapi dengan beberapa kandungan lain dan tergolong dalam minuman beralkohol tipe B.

Dalam kemasan botolnya diberi label Cap Tiga Orang, namun warga Kota Semarang menyebut dengan nama Ceye (CY) atau Congyang.

Menurut berbagai sumber, pencipta Congyang adalah seorang kakek yang akrab disapa Koh Tiong, pewaris generasi peracik obat berdarah Tionghoa yang menetap di Kota Semarang.

Baca Juga: Dibuka Lagi Tahun 2021, Ini Langkah untuk Dapat BPUM UMKM Rp 1,2 Juta 

Baca Juga: Awas! Ini Daftar Pasangan Weton yang Tidak Cocok, Jangan Sampai Menyesal Setelah Menikah

Koh Tiong merupakan salah satu penerus generasi Khong A Djong, seorang suhu ternama yang mengusai ilmu kungfu dan ahli peracik minuman tradisional.

Khong A Djong sendiri lahir pada 10 Oktober 1896, di Kampung Gabahan Lengkong Buntu, kawasan Pecinan Semarang. Pada jaman penjajahan Belanda, tahun 1923 Khong A Djong untuk menghidupi keluarganya memproduksi minuman beralkohol yang diberi nama A Djong.

Minuman ini sempat populer pada tahun 1960an sampai 1980an. Bahkan saking terkenalnya, di kalangan anak muda Kota Semarang kala itu, sempat ada istilah “Ndoyong Ajong” atau “Mabuk Ajong” untuk menyebut orang yang berperilaku kurang normal seperti orang mabuk.

Baca Juga: Weton Minggu Kliwon: Watak, Rejeki, Jodoh, dan Masa Depan

Baca Juga: 5 Fakta Pemilik Weton Minggu Kliwon, Introvert yang Berjiwa Pemimpin

Sejarah Congyang tak terlepas dari minuman A Djong ini, karena merupakan evolusi dari minuman beralkohol A Djong.

Congyang merupakan kreasi Koh Tiong dari minuman A Djong yang telah meredup di pasaran sebab cita rasanya terlalu keras dan sudah tidak diminati lagi oleh konsumen.

Congyang kali pertama diproduksi di sebuah rumah, tepatnya di sebelah Klenteng Siu Hok Bio, Jalan Wotgandul, kawasan Pecinan Semarang.

Baca Juga: Cara Mudah Daftar UMKM Online 2021 Login di oss.go.id, Dapatkan BLT Rp 1,2 Juta

Baca Juga: Simak 7 Weton Perempuan yang Diramalkan Sukses dan Rencananya Terkabul di Tahun 2021

Distribusi awalnya dikemas menggunakan besek yang terbuat dari bambu. Di dalamnya diberi pengaman dari dami atau pohon padi yang sudah kering agar botol tidak mudah pecah bila terbentur.

Congyang pun mulai beredar sekitar 1980an, sejak awal minuman ini memang diproduksi secara pabrikan sebagai komuditas dagang.

Jadi berbeda dengan ciu atau arak dan minuman tradisional lain di Indonesia yang diproduksi sebagai tradisi yang mengakar di masyarakat atau kultural. Pada kemasan botol tertulis Cong Yang dengan gambar label anak kecil diapit raja dan ratu. Tahun 1985 nama minuman ini dipatenkan menjadi Cap Tiga Orang.

Baca Juga: Rezeki Mengalir dan Kaya Raya, Ini Weton Paling Beruntung di Tahun 2021 Ada Jumat Kliwon!

Baca Juga: Ini Alasan Pemerintah Beri Insentif Pajak 100 Persen untuk Properti dan Mobil Baru

Sebenarnya, Congyang diracik secara khusus oleh Koh Tiong sebagai minuman untuk meningkatkan vitalitas bagi lelaki, diminum dengan takaran khusus satu sloki (gelas kecil).

Konsumsinya tidak boleh melebihi dosis karena jika melebihi dosis, minuman ini dapat memabukkan hingga menyebabkan seseorang menjadi hilang ingatan.

Pada perjalanannya banyak dikonsumsi secara berlebihan oleh para konsumennya. Sehingga minuman ini dimasukan dalam kategori minuman beralkohol golongan B, sebab di dalamnya memiliki kandung alkohol sebesar 19.5%.

Baca Juga: Tradisi Rakyat Belanda, Peringati Usia Ke-50 Tahun dengan Memasang Boneka di Depan Rumah

Baca Juga: Terungkap, Pesan Terakhir Rina Gunawan terhadap Ashanty Sebelum Meninggal

Meski termasuk minuman keras, namun tahun 2010, Congyang dilegalkan sebagai produk komoditi, dengan wilayah edar hanya mencakup Semarang.***

 

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler