Presiden Joko Widodo: Air jadi Kunci Kemakmuran dan Angkat Ketertinggalan Masyarakat NTT

24 Februari 2021, 07:15 WIB
Presiden Jokowi teken Perpres tentang vaksinasi /Instagram.com/@jokowi
 

KABAR JOGLOSEMAR - Provinsi NTT (Nusa Tenggara Tiimur) terkenal sebagai daerah gersang dengan curah hujan sangat rendah dibanding daerah-daerah lain di Indonesia. Sehingga NTT pun menjadi daerah miskin karena produksi hasil pertanian rendah.

Karena itu, pembangunan bendungan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian dan peternakan di NTT. Dan air merupakan kunci untuk meningkatkan kemakmuran dan mengangkat ketertinggalan Provinsi NTT yang terdiri dari puluhan gugusan pula itu.

Menyadari hal itu, Presiden Joko Widodo pun membangun 7 bendungan di NTT. Dan sampai saat ini sudahada 3 dari 7 bendungan yang dibangun di NTT sudah diresmikan dan beroperasi.

Baca Juga: Liga Champions, Gol Spektakuler Giroud Bawa Celsea Menang 0-1 atas Atletico Madrid

Baca Juga: Gagal Upload KTP Saat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12? Simak Tips Berikut

Ketiga mendungan tersebut adalah Bendungan Raknamo di Kupang yag diresmikan tahun 2018 dan Bendungan Rotiklot di Belu yang diresmikan tahun 2019 dan Bendungan Napun Gede di Sikka, Flores Timur yang diresmikan pada 23 Februari 2021.

Presiden Joko Widodo yang dikutip Kabar Joglosemar dari akun Facebook Presiden Joko Widodo, Selasa 23 Februari 2021, mengaku setiap kali berkunjung ke NTT warga NTT selalu meminta agar pemerintah membangun bendunngan di NTT.

Dan setelah ditelusuri bahwa benar daerah NTT sangat membutuhkan bendungan. Karena kunci kemakmuran NTT adalah air.

Baca Juga: Cermati, 6 Mekanisme Cara Daftar DTKS Untuk Syarat Dapatkan Bansos 2021 BST, PKH, BPNT

Baca Juga: 6 Arahan Presiden Jokowi Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan

"Begitu ada air, semua bisa ditanam," kata Presiden Joko Widodo dalam akun Facebooknya.

Merespon permiintaan warga NTT, maka tak tanggung-tanggung, pemerintah membangun 7 bendungan di berbagai lokasi di Provinsi NTT, 3 di antaranya sudah selesaidan beroperasi.

"Hari ini saya meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Flores Timur. Bendungan Napun Gete merupakan yang ketiga setelah Bendungan Raknamo dan Bendungan Rotiklot yang sudah selesai dan beroperasi. Empat bendungan lainnya masih dalam proses pembangunan," kata Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Terima Ancaman Pembunuhan, Amanda Manopo Tak Mau Pakai Pengacara

Baca Juga: Program Kartu Prakerja Gelombang 12 Tahun 2021 Resmi Dibuka, Pemerintah Akan Jaring 600 Ribu Peserta 

Menurut Presiden Jokowi, Bendungan Napun Gete dibangun mulai akhir 2016. Bendungan ini berkapasitas tampung hingga 11,22 juta meter kubik air dengan luas genangan mencapai 99,78 hektare.

Dan bendungan ini akan menjadi sumber pengairan irigasi untuk sekitar 300 hektare sawah di sekitarnya. Bendungan Napun Gete juga bisa menjadi sumber air baku dan berpotensi menghasilkan listrik.

Presiden Jokowi berharap bendungan-bendungan yang dibangun di NTT bisa memacu produktivitas sektor pertanian dan peternakan sekaligus mengangkat NTT dari ketertinggalan.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Tinjau Lumbung Pangan di Sumba Tengah di Tengah Guyuran Hujan Lebat

Baca Juga: 5 Fakta Unik Song Joong Ki, Pemeran Utama di Drama Vincenzo

Sebelum ke Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gate, Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat, meninjau lumbung pangan (Food Estate) di Kabupaten Sumba Tengah, Pulau Sumba, NTT.

Di tengah hujan lebat yang mengguyur Sumba Tengah saat itu, Presiden Jokowi tanpa pengawalan berjalan dengan membawa payung sendiri ke tengah lumbung pangan berupa areal perasawahan dengan tanaman padi yang tumbuh subur menghijau.

Areal lumbung pangan tersebut seluas 5.000 hektar, masing-masing seluas 3.000 hektar ditanami padi dan 2.000 hektar ditanami jagung.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 12 Rp3,5 Juta Dibuka, Cek Infonya di Sini

"Ke depan lumbung pangan ini diperluas hingga 10.000 hektar," kata Presiden Joko Widodo.***

 

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler