CERPEN: Perjuangan Seorang Apoteker Hafizah

- 15 Oktober 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi apoteker wanita muslim
Ilustrasi apoteker wanita muslim /Chee Gin Tan via iStock

KABAR JOGLOSEMAR - Terdengar suara gemericik air dan kicauan burung-burung kecil. Perlahan aku buka mataku dan beranjak membuka jendela. Kuhirup segarnya udara pagi dan aku pandangi suasana di sekitarnya. 

Dalam sekejap suasana hatiku berubah ketika tiba-tiba teringat kenangan bersama keluargaku. Semua kenangan saat aku masih bersama mereka, masih terngiang di pikirkanku. Semua itu aku jadikan sebagai penyemangatku. Karena sekarang aku sedang berjuang untuk membanggakan mereka. 

Walaupun saat ini aku harus berpisah dengan mereka, tetapi aku yakin bahwa perpisahan ini adalah awal perjuanganku akan dimulai. Sesaat kemudian, aku beranjak pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap sholat subuh. Aku laksanakan sholat subuh berjamaah dengan santri yang lain.

 Baca Juga: CERPEN: Iri Sempitkan Hati

Di sini aku mulai belajar untuk berubah menjadi yang lebih baik. Terutama dalam hal beribadah kepada Allah. Apalagi setelah aku mengenal Mbak Eva, aku mendapat banyak ilmu baru. 

Selesai salat subuh aku mulai menghafal alquran. Walau aku baru di pesantren ini, tapi aku tidak mau kalah dari santri-santri yang lain. Aku mulai melantunkan  ayat-ayat alquran dengan suara lirih dan lembut,"بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمدالله الذي انزل على عبده  الكتب ولم اجعل له عو جا. قىما اىنذر با سا شد يدا من لدن نه ويبارا لمون منين الذين يعملون الصفحة الذي ا ن اهم اجرا حسنا".

Setelah beberapa menit kemudian aku tutup alquran ku, lalu aku lipat mukenaku. Setelahnya, aku menuruni tangga dan langsung menuju kamar Mbak Eva.

"Asalamualaikum...Mbak Eva kita jadi ke pasar nggak?" tanyaku sambil mengetuk pintu kamar Mbak Eva.

Halaman:

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x