Sering Lupa? Ini Cara Mengatasinya dalam Agama Islam

- 6 Agustus 2021, 09:16 WIB
Ilustrasi seseorang sedang berpikir.
Ilustrasi seseorang sedang berpikir. /Pixabay/kaboompics

KABAR JOGLOSEMAR - Lupa merupakan hal lumrah yang biasa terjadi pada manusia. Apalagi bagi orang yang sudah lansia,hal ini disebut pikun.

Sifat ini menjadi hal yang wajar dialami oleh manusia, seperti lupa nama seseorang, lupa menyimpan suatu benda.

Baca Juga: Tahun Baru Islam Tanggal 10 Agustus 2021 Bulan Muharram 1443 H, Ini Jadwal dan Niat Puasa Asyura dan Tasu'a

Tetapi ada lupa yang benar-benar tidak boleh dilupakan contohnya lupa terhadap kewajiban, terhadap tugas, lupa atas janji yang dibuat. Termasuk pula lupa terhadap hal yang difirmankan Allah SWT, yaitu:

“Dan, janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri” (QS al-Hasyr : 19).

Cara mengatasi lupa yang diajarkan dalam Islam

1. Menghidupkan Hati dengan Dzikir untuk Mengingat Allah SWT

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran : 191).

“yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’d :28).

2. Perbanyak Bersyukur

Dengan memperbanyak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Ia berikan dalam hidup dapat memperkuat ingatan. Dengan bersyukur, seseorang otomatis akan selalu mengingat kekuasaan Allah.

Baca Juga: 8 Keutamaan Menuntut Ilmu Menurut Pandangan Islam Beserta Dalilnya

Seperti firman Allah dalam Alquran surat Az Zumar ayat 8

Doa agar terhindar dari sifat pelupa © 2020 brilio.net
Wa izaa massal-insaana durrun da'aa rabbahu muniiban ilaihi summa izaa khawwalahu ni'matam min hu nasiya maa kaana yad'uu ilaihi ming qablu wa ja'ala lillaahi andaadal liyudilla 'an sabiilih, qul tamatta' bikufrika qaliilan innaka min as-haabin-naar

Artinya:
"Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."

3. Menghidupkan Akal dengan Selalu Mempelajari Ilmu, Terutama Ilmu Agama

Belajar tanpa mengenal batas usia. Walau pun usia telah lanjut, jangan berhenti belajar dan jadi penghalang untuk selalu terus belajar.

Senantiasa belajar, dengan mengingat ulang yang pernah dipelajari dan mempelajari pengetahuan baru. Hal ini akan terus mengasah akal dan akan menghindarkan lupa atau pikun seperti diterangkan pada surah al-Hajj [22] :5)

Baca Juga: Luar Biasa, Ini 4 Manfaat Muhasabah Diri atau Introspeksi Menurut Islam

4. Perbanyak Dzikir


Ada banyak keutamaan berdzikir yang salah satunya adalah membuat otak seseorang menjadi lebih kuat dalam mengingat sesuatu. Hal ini karena adanya pengulangan yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang sehingga sel-sel saraf otak lebih aktif.

Seperti firman Allah dalam surat Al Ahzaab ayat 41 untuk memperbanyak dzikir kepadaNya.

Doa agar terhindar dari sifat pelupa © 2020 brilio.net
Yaa ayyuhallaziina aamanuzkurullaaha zikrang kasiiraa

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya."

Baca Juga: Hukum Memelihara Kucing dalam Islam, Hingga Doa Kucing pada Majikannya

5. Hindari Perbuatan Maksiat

Imam Syafi'i pernah berkata:
"Aku pernah mengadukan kepada Waki’ (guru) tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat." (I’anatuth Tholibin, 2: 190).

Sebab mengerjakan dosa besar dalam Islam akan membuat seseorang menjadi mudah lupa dan lalai.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah