Makna Lampion dalam Imlek dan Beberapa Hari Besar Masyarakat Tionghoa

- 24 Januari 2021, 07:15 WIB
Lampion yang biasa digunakan saat perayaan Imlek
Lampion yang biasa digunakan saat perayaan Imlek /Kabar Joglosemar/Galih Wijaya

KABAR JOGLOSEMAR - Lampion kerap mengisi saat perayaan tahun baru Imlek, Cap Go Meh dan sejumlah hari-hari besar masyarakat Tionghoa.

Warnanya lampion yang begitu mencolok bisa merah atau kuning selalu tergantung rapi dan membuat kesan estetik tersendiei.

Tak cuma digantung di rumah, menjelang perayaanImlek biasanya sejumlah tempat ivadah, kantor bahkan pusat perbelanjaan menggantungnya sebagai dekorasi.

Keberadaannya dipercaya bukan hanya sebagai pajangan belaka namun sebagai simbol pengusir roh jahat.

Baca Juga: Kumpulan Singkatan Gaul Kekinian yang Perlu Anda Ketahui Mulai dari Gabut, Halu, Bucin, Pansos, dan Gaje

Melansir dari Nations Online, pada zaman dahulu ada banyak monster atau nian yang menganggu manusia. Nian digambarkan sebagai sosok yang takut akan api.

Oleh karenanya, salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat Tiongkok untuk mengusir roh jahat menurut legenda yakni menggunakan api, suara berisik kembang api, atau lampion.

Beberapa orang masih mempercayai menggantung lampion bisa mencegah roh jahat atau nian agar tak masuk ke dalam rumah

Situs lain menyebut keberadaan lampion dipercaya berasal sejak zaman Dinasti Han Timur Kuno yang berdiri pada tahun 25-220 masehi.

Karena belum ada listrik, masyarakat pada zaman dahulu masih menggunakan lilin sebagai penerangan baik di dalam maupun di luar rumah.

Baca Juga: Kue Keranjang, Simbol Pembawa Kebahagiaan hingga Hubungan yang Langgeng

Namun lilin punya keterbatasan dimana bisa mati jika tertiup angin kencang.

Karena penerangan penting saat itu untuk membantu membaca atau bekerja, pelindung untuk menjaga lilin agar tetap menyala. Pelindung yang digunakan saat itu bisa berupa kain sutra atau kertas.  

Susunan bambu, kayu, atau jerami dibentuk sedemikian rupa agak bengkok lalu kemudian jari-jari tersebut akan dipasangi dengan kain atau kertas.

Lilin kemudian akan diletakkan ditengah-tengah bulatan sehingga api tidak akan mati tertiup angin.  

Dilansir dari situs China Higlight, keberadaan lampion yang berkembang pesat diadaptasi oleh para biksu untuk ritual ibadah.

Baca Juga: Rilis A Quiet Place Part II Ditunda Lagi

Lampion baru dikenal secara luas oleh masyarakat ketika memasuki zaman Dinasti Tang sekitar 618-907 masehi.

Pada zaman itu lampion digunakan dalam berbagai acara penting fungsinya ialah melambangkan kemeriahan dan kemakmuran.

Hingga akhirnya lampion kemudian dijadikan sebuah ikon kebanggan masyarakat Cina dan masih terus digunakan hingga kini terutama saat perayaan Imlek. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x