Jadi Hewan Kesayangan Nabi, Berikut Peran Kucing dalam Peradaban Islam

31 Januari 2021, 22:29 WIB
Kucing, salah satu hewan kesayangan Nabi /pixabay /doanme

KABAR JOGLOSEMAR - Dalam waktu yang tidak lama ini, ada kasus jagal kucing yang terjadi di salah satu wilayah di Sumatera Utara.

Padahal dalam Islam disebutkan bahwa menjagal kucing merupakan perbuatan yang dilarang. Umat Islam diwajibkan untuk menyayangi binatang meskipun bukan hewan sembelihan.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Senin Kamis, Salah Satunya untuk Perisai Bagi Jiwa

Selain itu, kucing juga merupakan hewan yang tidak najis. Hal ini diriwayatkan dalam hadis Abu Qotadah. Hadis ini menjelaskan tentang keberadaan kucing.

"Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing ialah hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita." (HR. At Tirmidzi, Abu Daud, An Nasa'i, Ibnu Majah, Ad Darimi, Ahmad, Malik.)

Perlu diketahui, dalam peradaban Islam kucing juga merupakan hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW. Kucing berperan sebagai hewan yang selalu menemani Rasulullah SAW.

Kucing yang dipelihara oleh Nabi Muhammad ini bernama Mueeza. Adapun sebuah kisah yang menceritakan antara Mueeza dan Nabi.

Suatu ketika, Nabi Muhamad SAW hendak mengambil sebuah jubah yang sedang ditiduri Mueeza. Karena tidak tega, sang Nabi pun akhirnya memotong belahan lengan dari jubah tersebut.

Baca Juga: Membaca Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap Bacaan Arab, Latin Bahasa Indonesia, dan Terjemahan

Saat Rasulullah pulang ke rumah, didapati bahwa Muezaa bangun lalu bersujud pada sang Nabi. Lalu, sang Nabi mengelus badan Muezaa sebanyak tiga kali.

Selain menjadi teman Nabi, kucing juga memiliki peran lain dalam peradaban Islam. Pada abad ke 13, patung, mata uang, dan benda-benda lain selalu disangkut pautkan dengan kucing.

Hal ini menunjukkan bahwa kucing telah berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir peradaban Islam terhadap hewan mungil ini. Sementara itu, kucing juga mempunyai peran di peradaban lain.

Di zaman Mesir Kuno, kucing telah menjadi hewan yang disakralkan. Bangsa Mesir percaya bahwa kucing merupakan lambang dari keseimbangan antara baik dan buruk.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tidak Dialokasikan di APBN 2021, Ini Kata Menaker Ida Fauziyah

Tidak hanya itu, kucing juga menjadi sebuah simbol yang memiliki prestise tinggi. Kucing dipercaya sebagai lambang kebangsawanan.

Simbol kucing berperan menjadi tanda bahwa seorang raja telah aman serta mencerminkan kekuasaannya yang begitu tinggi.

Dalam peradaban Mesir Kuno, kucing juga mempunyai peran sebagai perantara dengan Dewa Matahari.

Baca Juga: Chef Renatta Akui Sering Dapat Kiriman Foto Tidak Senonoh hingga Ajakan Taaruf

Oleh karena itu sama halnya dengan Islam, dalam peradaban Mesir Kuno menyiksa ataupun menjagal kucing juga termasuk perbuatan yang dilarang. ***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler