Fantastis, Hanya Modal Rp 10 Juta Hasil Panen Jahe Mencapai Rp 49 Juta

19 Desember 2020, 20:33 WIB
Tanaman jahe milik Kris Hugo di Dusun Kadirojo 2 Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (16/12/2020). /Kabar Joglosemar/Philipus Jehamun

KABAR JOGLOSEMAR - Hasil budidaya tanaman jahe ternyata sangat menggiurkan. Hanya dengan modal sdikit/kecil, hasil panen bisa berlipat ganda. Apalagi bila budidaya dilakukan secara modern seperti dalam hal siste irigasi/pengairan.

Setidaknya hal ini dibuktikan oleh Kris Hugo, pembudidaya tanaman jahe dengan sistem drip irigation (irigasi tetes) di Dusun Kadirojo 2, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Resep Gingerbread, Camilan Kue Jahe Khas Natal yang Wajib Dicoba

Dengan memanfaatkan lahan 500 meter persegi dari total 800 meter persegi lahan yang dimiliki, Kris Hugo menanam 1.237 pohon jahe dalam polybag. 

Dengan target tiap polybag minimal menghasilkan 1 kilogram jahe sehingga total jahe yang akan dipanen sebanyak 1.237 kilogram. Padahal tiap polybag bisa menghasilkan lebih dari 1 kg jahe.

Dengan harga jahe di pasaran saat ini sebesar Rp 40.000 per kilogram, maka Kris Hugo akan mendapatkan hasil mencapai Rp 49.480.000.

Padahal, menurut Kris Hugo, untuk menanam 1.237 pohon jahe tersebut ia hanya menghabiskan dana sebesar Rp 7 juta untuk membeli bibit jahe, tanah kompos dan polybag.

"Ini belum termasuk biaya pembangunan sistem irigasi tetes (drip irigation) untuk keperluan budidaya jahe. Bila dikalkulasi, penghasilan bersih bisa Rp 30 juta," kata Kris Hugo kepada Kabar Joglosemar, Rabu (16/12/2020).

Sejak berhenti mengajar di Papua karena pandemi Covid-19, Kris Hugo mengembangkan budidaya sayur mayur dan tanaman jahe di atas lahan seluas 800 meter persegi dengan sistem drip irigation di Dusun Kadirojo 2, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Kenapa #KBSApologizeToSeventeen Trending di Twitter? Ini Jawabannya

Saat ini ia menanam 1.237 pohon jahe emprit lokal dan jahe merah serta beberapa pohon kencur dalam polybag.

Dalam beberapa bulan ke depan tanaman jahe yang tumbuh subur dalam polybag dengan pupuk organik/kompos tersebut siap dipanen.

Dengan modal Rp 7 juta untuk beli bibit, pupuk kompos, tanah dan polybag, belum termasuk pembangunan sistem irigasi tetes/ drip irigation. Hasil bersih yang ia peroleh bisa mencapai Rp 30 juta bahkan lebih.

Sebab, saat ini harga jahe di pasaran antara Rp 40.000 per kilogram untuk jahe emprit lokal dan Rp 42.000 per kilogram jahe merah. Sementara total ada 1.237 pohon/polybag tanaman jahe dimana satu pohon/polybag tanaman jahe bisa menghasilkan minimal 1 kilogram jahe.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang Nataru, Satgas COVID-19 Ingatkan soal Lonjakan Kasus Corona

"Hanya saat menanam dan panen saja yang butuh tenaga lebih dari 1 orang. Selebihnya cukup 1 orang tenaga saja setiap hari," kata Kri Hugo.***

 

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler