Percampuran beras dengan kunyit yang menghasilkan nasi kuning dipercaya dapat sebagai tolak bala.
Warna putih melambangkan kesucian dan kehidupan. Sementara, warna biru yang merupakan percampuran beras dengan bunga Telang, tumpeng untuk permohonan maaf.
Ada satu bentuk tumpeng yang telah langka dan jarang disajikan, yakni Tumpeng Pungkur, nasi bentuk kerucut yang dipotong vertical yang kemudian diletakan dengan saling membelakangi.
Baca Juga: Ini Jadwal Ganjil Genap Menuju Tempat Wisata Gunungkidul dan Bantul Hari Minggu 14 November 2021
Tumpeng ini disajikan di dalam upacara Sur Lemah, setelah seseorang yang meninggal dikuburkan. Upacara Sur Lemah sendiri bertujuan agar arwah atau roh yang meninggal memperoleh jalan yang terang dan tempat yang layak.
Tumpeng Pungkur disajikan dengan tujuh macam sayur antara lain kangkung, kacang panjang, bayem, kubis, taoge, wortel dan buncis yang dipotong-potong dan diberi bumbu gudangan (parutan kelapa muda yang dibumbui tertentu).
Sebagai pelengkap ditambah telur ayam yang direbus yang dibelah dua. Tumpeng diletakkan di atas cobek baru yang dialasi dengan daun pisang.
Baca Juga: Link Nonton Now We Are Breaking Up Episode 2 Sub Indo di SBS hingga VIU
Aneka macam tumpeng berikut peruntukkan serta makna filosofis, serta berbagai peralatan dan aneka kuliner lainnya dapat dilihat dalam bentuk replica, dalam Pameran Tempore Annual Museum Exhibition (AMEX), dengan tajuk ‘Upaboga: Ketika Makanan Bercerita’, yang berlangsung hingga tanggal 30 Desember 2021, Buka pukul 09:00 - 21:00 WIB, di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo, Jalan Pangurakan (Titik Nol), Yogyakarta.***