Menyusuri Jejak Sejarah Wisata Kotagede

- 10 Januari 2021, 08:12 WIB
Rumah Joglo yang masih bisa ditemui dikawasan Kotagede
Rumah Joglo yang masih bisa ditemui dikawasan Kotagede /Kabar Joglosemar/Windy Anggraina

KABAR JOGLOSEMAR- Obyek wisata Kotagede selama ini identik dengan wisata perak, makam raja-raja mataram dan masjid Kotagede sebagai salah satu benda cagar budaya saksi nyata peninggalan kekuasaan kerajaan Mataram.

Tak banyak wisatawan yang mengetahui bahwa banyak peristiwa sejarah tentang kawasan Kotagede yang belum diketahui. Salah satunya adalah sejarah tentang asal-usul para pengrajin perak Kotagede yang ternyata berasal dari bali. 

Para pengrajin perak Kotagede adalah sekumpulan masyarakat suku Kalang Bali yang datang ke Kotagede pada abad ke 8.

Baca Juga: Ratu Elizabeth dan Suaminya Sudah Disuntik Vaksin COVID-19

Suku kalang yang datang ke Kotagede adalah kaum minoritas yang tertutup dan menarik diri dari masyarakat Kotagede. Sebagian besar masyarakat suku ini memiliki mata pencaharian sebagai penebang kayu yang pandai membuat ukiran.

Lalu suku Kalang diperintahkan Sultan Agung, raja mataram yang berkuasa pada saat itu untuk membuat ukiran dan akhirnya berkembang menjadi sentra kerajinan yang menjadi ikon pariwisata Kotagede saat ini. 

Selain kaya dengan beragam kerajinan perak yang khas, Kotagede menyimpan warisan heritage yang tak kalah mempesona. Sebelum terjadi gempa yang melanda kota yogya tahun 2006 silam terdapat 170 bangunan cagar budaya yang ada di Kotagede. 

Dari 170 bangunan cagar budaya itu kini kita hanya tinggal 70 bangunan yang tersisa. Salah satu bangunan tersebut adalah rumah Joglo.

Faktor utama menyusutnya keberadaan rumah Joglo karena para ahli waris rumah tersebut tidak mampu merawat rumah-rumah yang masih terlihat kokoh dengan arsitektur Jawa yang kental dan sarat dengan nilai historis.

Baca Juga: Kenali Waktu yang Cocok untuk Beri Air Putih pada Bayi

Alhasil banyak rumah Joglo yang mulai berpindah tangan dan fungsi karena telah dijual oleh ahli waris pemilik rumah adat Jawa tersebut. 

“Banyak hal menarik dari Kotagede yang menjadi daya tarik wisatawan asing dan lokal. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah wisata kampung Kotagede.  Ketika wisatawan datang dan berkunjung ke Kotagede pada dasarnya mereka sedang melihat living museum yang sebenarnya,” ujar Zunan Priyo Widianto, pemilik House of Kotagede.

Menurut Zunan, para wisatawan yang ingin berwisata ke Kotagede dapat melihat secara langsung kehidupan masyarakat Kotagede,  rumah-rumah berusia ratusan tahun sebagian masih dipelihara dan ditempati oleh pemilik rumah. 

Secara tidak langsung hal ini menarik perhatian dan minat wisatawan terutama wisatawan asing yang antusias melihat lebih dekat bagaimana kehidupan masyarakat Kotagede.

Baca Juga: Subhanallah, Ini Manfaat Air Zamzam yang Lebih Unggul Ketimbang Air Putih

Desain tata kota kawasan wisata Kotagede identik dengan arsitektur Jawa yang kental dan dilingkupi dengan tembok-tembok tinggi.

Tembok-tembok ini membatasi satu area dengan area lain membuat wisatawan seolah dibawa pada masa kejayaan kerajaan Mataram di masa lampau yang sisa-sisa peninggalanya masih dapat ditemui hingga saat ini. 

Wisata budaya Kotagede menghadirkan satu budaya unik yang dapat dilihat secara langsung dari bentuk dan kriteria rumah yang ditempati masyarakat Kotagede. 

Bagi masyarakat Kotagede di masa lampau, keberadaan rumah mempengaruhi status sosial seseorang. Klasifikasi rumah di kawasan ini dibagi dalam 3 bagian. Pertama adalah rumah Joglo, rumah Limasan dan rumah Kampung.

“ Rumah Joglo menandakan bahwa rumah tersebut adalah milik saudagar kaya atau abdi dalem keraton. Seseorang yang memiliki rumah Joglo adalah masyarakat dari kalangan terpandang sementara seseorang yang memiliki rumah Limasan adalah masyarakat yang berasal dari kalangan kelas menengah sementara rumah kampung adalah rumah milik masyarakat dari kalangan biasa,” jelas pria yang mahir berbahasa Spanyol ini.

Baca Juga: Selain Sriwajaya Air, Ini Daftar Kecelakaan Pesawat Selama 10 Tahun Terakhir di Indonesia

Mayoritas bangunan cagar budaya yang tersisa dari peninggalan kerajaan Mataram dipengaruhi oleh 3 hal yaitu pengaruh Jawa Hindu, Jawa Islam dan Jawa Kolonial. 

Ketiga pengaruh tersebut sangat terasa pada sentuhan arsitektur rumah adat dan upacara ritual yang dilakukan. 

Yudi salah satu wisatawan asal Surabaya tertarik datang ke kawasan wisata budaya Kotagede karena ingin melihat bangunan-bangunan cagar budaya yang masih bisa dilihat ditempat ini.

" Berwisata ke Kotagede seperti sedang menyusuri jejak masa lalu, dilihat dari suasananya, bangunan-bangunan kuno yang masih berdiri kokoh dan adat budaya masyarakat yang masih dipegang kuat disini membuat saya senang berkunjung ke obyek wisata budaya dan sejarah Kotagede," pungkasnya.

Untuk mengisi waktu libur Anda, tak ada salahnya menyusuri eksotisme wisata sejarah dan wisata budaya yang ada di Kotagede.***

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah