Geger Penangkapan Babi Ngepet di Depok, Berikut Asal Usul Mitos Tentang Babi Ngepet

28 April 2021, 10:52 WIB
Warga tangkap diduga babi ngepet di Sawangan Depok, Jawa Barat. Ini bedanya babi ngepet dengan babi biasa. /Tiktok/@mulki insan

 

KABAR JOGLOSEMAR - Selasa (27/4/21) warga Depok Jawa Barat dihebohkan dengan sebuah video yang viral di sosial media ketika warga Depok berhasil menangkap babi ngepet yang selama ini meresahkan warga sekitar.

Ketua RW 04 Bedahan Depok, Adul Rosad menceritakan sejak adanya babi ngepet tersebut banyak uang warga yang hilang termasuk uangnya juga sering hilang.

Sebelumnya warga sudah sering menangkap babi tersebut namun baru kali ini warga berhasil menangkapnya dengan cara mematikan lampu rumah.

Baca Juga: Fenomena Babi Ngepet Depok, Mbah Mijan Bandingkan Perbedaan Babi Ngepet dengan Koruptor

" Jadi memang benar-benar jelas. Itu mulai dari dia jubah hitam sampai dia berubah ngepet, jelas. Sampai dia berubah wujud jadi babi, itu warga sudah ngintip semua dari rumah masing-masing,” tutur Abdul Rosad,".

Abdul Rosad mengaku, warga ramai-ramai bugil agar bisa menangkap babi ngepet. Hal ini dilakukan karena mereka percaya babi ngepet tak bisa terlihat atau tertangkap saat warga masih mengenakan pakaian lengkap.

Kisah babi ngepet memang bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia, terutama di kalangan suku Sunda dan suku Jawa.

Baca Juga: Jangan Remehkan Larangan Mudik, Potensi Resiko Penularan Virus Corona Tinggi

Ritual pesugihan di Jawa selalu terkait dengan sosok-sosok legenda hingga tokoh sejarah. Pesugihan bisa terkait dengan tuyul, babi jadi-jadian, harimau jadi-jadian, hingga Sunan Kalijaga.

Soal pesugihan babi jadi-jadian atau babi ngepet ini, sejarawan Cliford Geertz adalah salah seorang yang mencatat keberadaan mitosnya dari hasil penelitian pada dekade 1950.

Geertz tinggal di sebuah desa di Kediri, Jawa Timur pada 1952. Lalu, ia meneliti masyarakat Bali pada 1957 hingga 1958.

Baca Juga: 5 Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar

Hasil penelitian itu membuahkan buku History of Java atau Abangan, Santri, dan Priyayi. Geertz mencatat, pesugihan babi hutan itu terkenal sebagai babi ngepet, ama menthek, dan kebleg.

Budaya Jawa dan Nusantara sendiri mengenal babi sebagai sumber protein hewani. Masyarakat Jawa di zaman Majapahit, orang Dayak Ngaju, hingga orang Makassar abad ke-16 biasa makan babi.

Suku Jawa sendiri mengenal istilah celengan yang terkait dengan babi hutan atau celeng dalam bahasa Jawa. Ada kemungkinan hubungan antara celengan dengan mitos babi ngepet atau celeng daden (babi jadi-jadian).

Baca Juga: Bikin Geram! Setelah Polisi Diciduk, Masih Ada Lagi Komentar Ngawur Soal KRI Nanggala 402 

Ada keyakinan bahwa babi ngepet dapat mencuri uang warga dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di sekitar rumah korban. 

Ritual babi ngepet ini melibatkan dua orang. Satu orang dapat menjelma menjadi babi dengan mengenakan jubah hitam. 

Sementara, satu orang lain berperan menjaga lilin. Tugas penjaga adalah mematikan lilin, bila si babi jadi-jadian berada dalam bahaya. Hal itu agar babi itu dapat kembali menjadi manusia.***

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler