Inilah Pernyataan Emmanuel Macron yang Picu Aksi Boikot Produk Prancis

- 5 November 2020, 10:05 WIB
Salah satu aksi boikot produk Prancis di sebuah toko diMansehra
Salah satu aksi boikot produk Prancis di sebuah toko diMansehra /Twitter/@miqazi

KABAR JOGLOSEMAR - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa waktu lalu terkait dengan Islam dan Nabi Muhammad rupanya berbuntut panjang.

Hingga saat ini sejumlah negara bahkan masih melancarkan aksi boikot produk Prancis sebagai respons mereka atas sikap dan pernyataan Macron.

Bukan tanpa alasan, hal itu rupanya dipicu dari kata-kata yang disampaikan sang Presiden Prancis itu yang dinilai telah menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Baca Juga: 5 Keutamaan Sholat Subuh yang sangat Istimewa, Insya Allah Pahala Seperti Sholat Satu Malam Penuh

Alhasil, sejumlah negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim mulai menarik hingga menyegel semua produk Prancis dari toko-toko mereka.

Jauh sebelum pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dari sinilah semuanya bermula. Sekitar September 2020, proses pengadilan penyerangan di kantor Majalah Charlie Hebdo pada 2015 lalu kembali bergulir.

Di bulan yang sama itulah, penerbit majalah satir itu kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Sempat ada aksi protes yang dilayangkan kepada kantor lama majalah itu.

Baca Juga: Soal Kasus Kartun Nabi Muhammad, Presiden Macron: Saya Membela Kebebasan Berbicara dan Menggambar

Tak lama berselang, pada 2 Oktober 2020 lalu. Macron menyampaikan pidato soal separatisme islamis. Dalam pidato yang panjang itu, ia menyebut banyak hal termasuk krisis yang terjadi di sana.

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini di seluruh dunia, kita tak hanya melihat hal ini di negara kita saja" ungkap Macron seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Reuters.

Sekitar 2 minggu berselang, tepatnya pada 16 Oktober 2020, Samuel Paty, seorang guru sejarah ditemukan tewas terbunuh oleh remaja imigran.

Samuel Paty sendiri diketahui sempat mengajar di kelas soal kebebasan berpendapat dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai contohnya.

Baca Juga: Ini 13 Produk Prancis yang Populer di Indonesia dan Sering Dipakai Sehari-hari

Penghormatan untuk Paty digelar dan dihadiri oleh Macron. Dilansir dari France 24 kala itu, di hadapan sekitar 400 tamu di Universitas Sorbonne.

"Kami akan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan," kata Macron pada 21 Oktober 2020.

Belum sampai di situ, dukungannya untuk kebebasan berpendapat dan dukungan atas aksi Paty ditunjukannya lewat cuitan pribadi di Twitter pada 22 Oktober 2020.

“Kami akan terus bertahan, profesor. Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” tulisnya.

Bagi Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.

Bahkan, Macron membela bahwa kartun Nabi Muhammad merupakan bentuk kebebasan berekspresi warganya.

Baca Juga: Voting MAMA 2020 di mama.mwave.me/en/vote Masih Dibuka

Hal ini membuat umat Muslim di seluruh dunia menunjukan sentimennya atas ujaran Presiden Prancis itu. Seperti yang diketahui, penggambaran Nabi Muhammad menyinggung Umat Islam, karena dalam tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar Allah dan Muhammad.

Buntutnya, masyarakat dari berbagai negara menyuarakan untuk memboikot produk Perancis. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki bahkan terang-terangan menyuarakan aksi boikot.

"Seperti yang dikatakan di Prancis, jangan beli barang buatan Turki," kata Erdogan seperti dikutip dari AFP.

Baca Juga: Lay EXO Resmi Jadi brand Ambassador Burger King

"Saya serukan kepada warga saya di sini, jangan pernah memberikan pujian kepada barang Prancis, jangan membelinya," sambung dia.

Hingga saat ini, gelombang boikot masih belum mereda di sejumlah negara. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x