Nikah Muda Bikin Anak Stunting? Ini Penjelasan dr. Hasto Wardoyo Perbedaan Tubuh Pendek dan Stunting

- 18 Juli 2022, 13:00 WIB
Dokter Hasto saat menjelaskan pencegahan stunting bagi pasangan muda di sesi zoomeeting bersama Forum Pimred PRMN, Rabu 13 Juli 2022
Dokter Hasto saat menjelaskan pencegahan stunting bagi pasangan muda di sesi zoomeeting bersama Forum Pimred PRMN, Rabu 13 Juli 2022 /Tangkap Layar Zoom Meeting

 

KABAR JOGLOSEMAR – Pikiran Rakyat melalui program “Klarifikasi” kali ini berbincang dengan Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) untuk membahas kasus stunting yang ada di Indonesia. Program “Klarifikasi” kali ini akan mengusung tema “Nikah Muda Bikin Anak Stunting?”

Pada awal diskusi, dr. Hasto membahas mengenai perbedaan stunting dan gizi buruk. Menurut dr. Hasto stunting lebih fokus antara tinggi badan dengan umur, sedangkan gizi buruk lebih mengukur antara berat badan dengan umur, berat badan dengan tinggi badan.

Baca Juga: Tutorial Main GTA 5 di HP, Download Aplikasi Android Ini 100% Bukan Emulator

WHO dan juga Kementerian Kesehatan memberikan kebijakan untuk mengukur stunting masih pada stunted belum pada dampak terhadap perkembangannya.

Sehingga ketika stunting memiliki 3 konsekuensi yaitu, pendek, kemampuan intelektualnya kurang, prospeknya di hari tua sudah mulai timbul sakit-sakitan.

“Sehingga jangan dibalik, pendek pasti stunting. Karena banyak orang pendek tetapi tidak mempunyai ciri kemampuan intelektualnya rendah, sakit-sakitan.”Papar dr. Hasto Wardoyo.

Baca Juga: Link Download GTA San Andreas Gratis di HP Android? Pilih yang Aman dari Rockstar Games 

Untuk membedakan orang pendek stunting atau tidak, dr. Hasto menjelaskan hal tersebut diukur dari perkembangannya.

Yaitu kemampuan intelektualnya apakah anak tersebut mampu sesuai dengan seusianya atau tidak.

Jadi apabila anak pendek namun perkembangan intelektualnya sesuai dengan usianya berarti bukan stunting.

Baca Juga: Referensi Tempat Nongkrong di Magelang dengan View Gunung Andong dan Telomoyo

Mengenai hubungan stunting dengan nikah muda, dr. Hasto menjelaskan bahwa ibu muda yang hamil atau sudah melahirkan, mereka sebenarnya masih dalam masa pertumbuhan namun karena sedang hamil ia juga harus menjaga pertumbuhan janinnya. 

Yang seharusnya tulangnya masih bisa bertambah panjang dan padat tetapi kalsiumnya diambil oleh janin dalam rahimnya untuk perkembangan tulang janin. 

Itulah yang membuat perkembangannya menjadi tidak optimal. Ditambah lagi banyak remaja yang terkena anemia karena gizi seimbangnya kurang. Seorang remaja yang anemia dan hamil, juga berpotensi menimbulkan stunting pada bayinya.

Baca Juga: Terupdate Juli 2022, Link Download GTA SA Lite Mod Apk? Klik Tautan yang Resmi Ini 

Remaja yang belum cukup umur, tulang panggulnya juga belum standar. Sehingga ketika proses melahirkan bisa terjadi masalah. Hal tersebut bisa membuat perkembangan bayi terganggu dan berpotensi stunting.

Menurut dr. Hasto asupan makanan pada saat hamil muda itu sangat penting. Apabila terjadi mual muntah saat awal kehamilan bisa diatasi dengan infus apabila kondisinya sudah parah.

Namun apabila masih dalam kadar normal bisa dengan obat pengurang mual. Atau bisa juga dengan wedang jahe alami.

Baca Juga: Referensi Tempat Nongkrong di Magelang dengan View Gunung Andong dan Telomoyo

Usahakan makan sedikit-sedikit namun sering, dan disarankan mengkonsumsi makanan yang teksturnya halus agar cepat terserap.

Untuk mengoptimalkan sosialisasi stunting, BKKBN membentuk “Genre” (Generasi Berencana), untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya masyarakat generasi muda mengenai stunting. 

“Marilah kita persiapkan betul untuk generasi kita melalui kehamilan, persiapan kehamilan, sampai dengan kehamilan dan kemudian juga setelah lahir sebelum usia 2 tahun. Karena 1000 hari kehidupan pertama itu maknanya sebelum usia 2 tahun.” pesan dari dr. Hasto untuk mengakhiri. ***

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah