Ramai Dibeli Perempuan Setelah Taliban Berkuasa, Harga Burka di Afghanistan Naik

- 19 Agustus 2021, 21:05 WIB
Burka diborong perempuan Afghanistan setelah Taliban berkuasa
Burka diborong perempuan Afghanistan setelah Taliban berkuasa /Pixabay/Jurgen Scheffler

 

KABAR JOGLOSEMAR - Perempuan di Afghanistan ramai beli burka setelah Taliban menguasai negara mereka.

Rupanya ada kekhawatiran dalam diri para perempuan Afghanistan, Taliban akan memberlakukan lagi aturan seperti tahun 1996-2001 saat Taliban berkuasa.

Diketahui, Taliban menerapkan peraturan bahwa perempuan harus memakai burka, tidak boleh sekolah, dan dilarang bekerja di sektor publik.

Baca Juga: Terungkap! Jin BTS Ternyata Adalah Sosok yang Rajin

Burka adalah pakaian yang menutupi tubuh perempuan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Biasanya, burka terbuat dari kain berwarna gelap yang potongannya lebar sehingga saat dipakai tidak memperlihatkan lekuk tubuh perempuan.

Bagian wajah pun tertutup dan hanya menyisakan bagian mata saja yang terbuka.

Baca Juga: Apa Itu Burka? Diburu Perempuan Afghanistan Setelah Taliban Berkuasa

Kewajiban untuk memakai burka ini banyak ditentang oleh perempuan Afghanistan termasuk soal pendidikan dan kesetaraan dalam pekerjaan.

Dikutip dari Bloomberg pada artikel tanggal 15 Agustus 2021, Aisha Khurram, mahasiswi berusia 22 tahun di Universitas Kabul menceritakan bahwa toko-toko burka di berbagai provinsi kini ramai diserbu pembeli.

Perempuan Afghanistan merasa harus bersiap memakai burka meski saat itu belum diwajibkan untuk semua perempuan.

Baca Juga: KUR Rp10 Juta Untuk Alumni Kartu Prakerja! Simak Syarat dan Cara Dapatkan Untuk Peserta Terpilih

Dosen dari Khurram di kampus pun sempat mengatakan salam perpisahan saat Taliban menguasai Afghanistan.

"Kita mungkin tidak akan bertemu lagi," ucap Khurram meniru perkataan dosennya.

Khurram merupakan Perwakilan Anak Muda Afghanistan untuk PBB pada 2019 saat ini sedang menempuh semester akhir di jurusan Hubungan Internasional.

Baca Juga: Sinopsis Nevertheless Episode 10 Terakhir 21 Agustus 2021, Park Jae Eon Menyeka Air Mata Yoo Na Bi

Ia merasa mungkin tidak akan pernah bisa menyelesaikan kuliahnya hingga lulus walau masa studinya tinggal tersisa dua bulan lagi.

Taliban melarang para perempuan menempuh pendidikan di luar rumah atau sekolah juga membatasi ruang gerka untuk tidak bekerja di sektor publik.

Dikhawatirkan, hal itulah yang akan kembali terjadi saat Taliban kembali berkuasa.

Baca Juga: Gagal Uploud Foto KTP Saat Daftar Kartu Prakerja dan Update Akun, Ketahui Sebab dan Cara Atasi

"Sistem pendidikan sedang jatuh," tambah Khurram.

Di Herat kota terbesar ketiga Afghanistan, mahasiswi dilarang masuk kampus.

Meskipun demikain, Khurram menuturkan bahwa masih banyak perempuan generasi muda Afghanistan berani bersuara menentang Taliban. 

Baca Juga: Debut Akting, Yerin GFRIEND Langsung Dapat Peran Utama di Drama

Perempuan Afghanistan yang ramai menyerbu toko burka mendapat respons dari toko dengan naiknya harga burka.

Khurram sendiri tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak naiknya harga burka tersebut.

Khurram berkata para perempuan yang tidak mengalami periode Taliban pada 1996-2001 mengatakan tidak akan memakai burka.

Baca Juga: Respons HYBE soal Kabar Miyawaki Sakura Mantan IZ*ONE Gabung Girl Group Baru

"Saya melihat banyak wanita yang tidak mengalami periode Taliban sebelumnya berkata, 'Kami tidak akan mengadopsi pakaian ini (burka)'," kata Khurram, yang merupakan Perwakilan Anak Muda Afghanistan untuk PBB pada 2019.

Ia belum tahu pasti apa yang akan terjadi pada generasinya.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada generasi muda perempuan Afghanistan. Mereka sedang membuat kode. Mereka sangat brilian."

Baca Juga: Gagal Uploud Foto KTP Saat Daftar Kartu Prakerja dan Update Akun, Ketahui Sebab dan Cara Atasi

"Sekarang mereka semua duduk di rumah bertanya-tanya apa yang akan terjadi. Generasi ini membentuk Afghanistan modern," ujarnya.

Taliban yang kembali menguasai Afghanistan menyedot perhatian dunia.

Taliban berhasil mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul.

Baca Juga: Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy M52 5G, Kemungkinan Rilis di India September 2021

Saat Taliban menduduki Istana, Presiden Afghanistan, Ashraf Gani meninggalkan Kabul pada hari Minggu, 15 Agustus 2021 waktu setempat.

Taliban menyatakan perang telah berakhir usai para pejuangnya mengambil alih Istana Kepresidenan.

"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan para mujahidin. Mereka telah menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," kata juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al Jazeera TV dan dikutip oleh Kabar Joglosemar.

Baca Juga: Rekening Kolektif Untuk BSU Kemnaker Rp1 Juta, Wajib Lapor ke BP Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan

"Alhamdulillah, perang telah berakhir di negara ini," kata Naeem.

Dari Reuters, ratusan warga Afghanistan memadati bandara Kabul karena ingin meninggalkan negaranya.

Negara-negara Barat pun berupaya mengevakuasi para diplomat dan warganya dari Afghanistan, seperti Italia, Jerman, dan Prancis.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x