Sarah Gilbert tidak menggunakan namanya sebagai pemilik hak paten atas vaksin tersebut agar harga untuk satu dosis vaksin bisa lebih murah.
Hal itu dilakukan oleh Sarah atas dasar kemanusiaan.
Baca Juga: Mantan Presiden SBY Muncul di Film Hollywood The Tomorrow War Melawan Alien
Hingga kini, Sarah tercatat sebagai professor bidang vaksinologi dari Jenner Insttute & Nuffield Department of Clinical Medicine, Universitas Oxford.
Sarah Gilbert sudah menunjukkan kecerdasan kejeniusannya karena di usia 24 tahun ia telah menyandang gelar PhD dari University of Hull.
Sarah tidak lahir dari keluarga ilmuwan. Ayahnya adalah seorang manajer toko sepatu sedangkan ibunya merupakan seorang guru.
Baca Juga: DO EXO Akan Rilis Lagu Berjudul 'It’s Love' Dalam Versi Bahasa Spanyol
Berbagai penelitian telah dilakukan Sarah Gilbert Astrazeneca, nama lengkap dari Sarah. Ia pun salah satu pendiri Vaccitech, perusahaan biotek yang mengembangkan vaksin.
Belakangan diketahui, salah satu pemuda asal Indonesia yang merupakan mahasiswa di Universitas Oxford bernama Indra Rudiansyah adalah salah satu dari tim Sarah Gilbert.***