Singapura Siap Jalani New Normal Covid-19, Seperti Apa Upaya Penangananya?

- 28 Juni 2021, 14:02 WIB
ilustrasi covid-19, Singapura siap jalani New Normal/
ilustrasi covid-19, Singapura siap jalani New Normal/ /frepik.com

KABAR JOGLOSEMAR - Belum lama ini Singapura mengumumkan cara mengelola pandemi secara mendasar yang mereka sebut hidup New Normal.

Apa langkah ya g dilakukan Singapura untuk menjalani hidup New Normal berdampingan dengan Covid-19?

Singapura telah menyatakan Covid-19 akan diperlakukan layaknya penyakit endemik lainnya seperti flu. Tidak akan ada tujuan transmisi nol kasus.

Baca Juga: Positif Covid-19, Kondisi Jane Shalimar Kritis dan Membutuhkan Stok Tabung Oksigen

Karantina akan dihilangkan bagi pelancong dan kontak dekat kasus tidak perlu diisolasi. Singapura juga berencana untuk tidak lagi mengumumkan jumlah kasus harian.

Tetapi orang mungkin perlu mengikuti tes untuk pergi ke toko atau pergi bekerja.

"Kabar buruknya adalah Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita," terang Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung seperti dikutip Kabar Joglosemar dari nzherald.

Baca Juga: Kembali Bersuara Soal Endorse Covid-19, Jerinx SID Sasar Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Seperti kebanyakan negara lain, Singapura memiliki puncak kasus awal tahun lalu, mencapai 600 kasus sehari pada pertengahan April 2020. Setelah gelombang yang lebih kecil pada bulan Agustus, Covid-19 belum berkobar sejak itu.

Namun negara berpenduduk 5,7 juta ini mencatat sekitar 20 hingga 30 kasus setiap hari. Negara ini telah mencatat total 35 kematian karena Covid-19.

Singapura memiliki kontrol perbatasan yang ketat di sebagian besar negara, termasuk tes pada saat kedatangan, karantina hotel, dan perintah tinggal di rumah.

Baca Juga: Bahas Masalah Imun, Dr Tirta Akui Deddy Corbuzier Kuat Hadapi Covid-19

Tetapi semua itu pada akhirnya akan dihapuskan berdasarkan rencana yang dikeluarkan Menteri Ong Ye Kung yang membentuk gugus tugas multi-kementerian Covid-19 Singapura.

Singapura akan memberikan dua pertiga dari penduduknya setidaknya satu suntikan dalam beberapa minggu dan memiliki dua pertiga divaksinasi penuh pada awal Agustus mendatang.

Singapura telah mencatat beberapa penduduk yang divaksinasi lengkap terkena Covid-19, tetapi tidak satupun dari mereka yang memiliki gejala serius.

Baca Juga: Kasus Covid Semakin Menggila, dr. Tirta: Gak Akan Hilang dan Hanya Bisa Dikontrol

Menteri kesehatan menyatakan kemungkinan itu akan berlanjut dan suntikan penguat mungkin diperlukan.

Pengujian harus lebih mudah dan lebih cepat. Tes yang dilakukan sendiri, seperti breathalyser, harus menggantikan metode usap tenggorokan yang tidak nyaman.

"Pada waktunya, bandara, pelabuhan laut, gedung perkantoran, mal, rumah sakit, dan lembaga pendidikan dapat menggunakan perangkat ini untuk menyaring staf dan pengunjung." jelasnya.

Baca Juga: Viral Warga Jebol Pagar GOR hingga Bikin Kerumunan saat Antrean Vaksinasi Covid-19 di Banyuwangi

Orang dengan Covid akan pulih di rumah karena gejalanya sebagian besar ringan dan kontak dekat akan di vaksinasi, karena mayoritas kasus tidak terlalu serius, kebutuhan untuk pelacakan kontak dan karantina akan rendah.

Perubahan besar lain adalah Singapura tidak lagi melaporkan jumlah kasus harian.

“Daripada memantau jumlah infeksi Covid-19 setiap hari, kami akan fokus pada hasil: berapa banyak yang jatuh sakit parah, berapa banyak di unit perawatan intensif, berapa banyak yang perlu diintubasi untuk oksigen, dan sebagainya. Ini seperti bagaimana kita sekarang memantau influenza," pungkasnya.***

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: NZ Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x