Angin Kencang dan Hujan Es Jadi Penyebab, 21 Pelari Maraton di China Tewas

- 24 Mei 2021, 11:10 WIB
Ditemukannya satu korban tewas menambah jumlah korban tewas lomba lari ultramaraton menjadi 21 orang
Ditemukannya satu korban tewas menambah jumlah korban tewas lomba lari ultramaraton menjadi 21 orang /Instagram/@behindthestorye

KABAR JOGLOSEMAR- Akibat cuaca ekstrem di barat laut China, 21 orang pelari maraton tewas ketika sedang melakukan pertandingan olahraga lari maraton.

Cuaca ekstrem yang terjadi adalah angin kencang dan hujan es yang menghantam peserta lari maraton dalam perlombaan Ultra marathon 100 KM di Yellow River Stone Forest, sebuah tempat wisata di provinsi Gansu.

Baca Juga: Viral Emak-emak Tak Sengaja Ikut Berlayar dan Histeris Minta Kapal Putar Balik

Balapan telah dihentikan ketika 172 pelari hilang. Kemudian, operasi penyelamatan diluncurkan. Banyak pelari tersesat dan menderita hyportermia, para pejabat mengatakan bahwa 151 pelari dipastikan aman, 8 dari mereka cedera.

Perlombaan dimulai pada Sabtu (22/5/21) pukul 9 pagi waktu setempat, beberapa peserta berangkat hanya dengan mengenakan celana pendek dan kaos oblong.

Peserta yang selamat mengatakan ramalan cuaca telah menunjukkan beberapa angin dan hujan yang telah diantisipasi mereka, tetapi tidak seekstrim seperti yang mereka alami.

Sekitar 3 jam setelah pertandingan dimulai, bagian pegunungan dari perlombaan dilanda hujan es, hujan lebat, dan angin kencang, yang menyebabkan suhu turun drastis.

Baca Juga: Begini Perasaan Para Member BTS Pernah Jadi Global Brand Ambassador Louis Vuitton

Seorang pelari, Mao Shuzhi, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia balik kanan ketika cuaca berubah.

" Hujan semakin deras dan lebat. Saat itu saya sedang mengikuti perlombaan sekitar 24 km dan belum mencapai pegunungan, tutur Mao.

Ia memutuskan untuk kembali ke hotelnya, setelah mengalami pengalaman buruk sebelumnya dengan hipotermia.

Namun, beberapa peserta yang lain melanjutkan atau sudah berada di daerah yang paling parah terkena cuaca ekstrem.

Banyak pelari dilaporkan tersesat di rute perlombaan karena cuaca mempengaruhi jarak pandang. Lebih dari 1.200 penyelamat dikerahkan, dibantu oleh drone pencitraan termal, dan detektor radar.

Kematian peserta lombaa ultra maraton telah memicu kemarahan publik di media sosial China, terutama ditujukan kepada pemerintah Baiyin dan kurangnya perencanaan darurat.

Baca Juga: 6 Bansos yang Cair Setelah Lebaran, Ada Kartu Prakerja hingga BLT

"Sebagai penyelenggara acara, kami sangat bersalah dan menyesal. Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang dalam kepada keluarga para korban dan yang terluka," kata Wali kota Baiyin, Zhang Xuchen.***

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x