Soal Kasus Guru di Sukabumi Dimaki-maki oleh Perangkat Desa, Ini Kata Tere Liye

- 14 Maret 2021, 20:09 WIB
Tere Liye soal kasus guru dimaki perangkat desa//
Tere Liye soal kasus guru dimaki perangkat desa// /tangkapan layar youtube.com/Kelas Official 



KABAR JOGLOSEMAR - Baru-baru ini, sempat ramai video mengenai seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat yang dimaki-maki oleh perangkat desa gara-gara jalan rusak. Penulis Tere Liye pun angkat bicara.

Diduga para perangkat desa tersebut marah kepada seorang guru karena sebelumnya ia didapati mengunggah sebuah foto jalan rusak di dunia maya.

Pada unggahan tersebut juga terlihat jalan rusak yang ditanami oleh beberapa pohon pisang. 

Baca Juga: Miris, Diduga Karena Nakal Seorang Anak di Purbalingga Dirantai dan Dikurung di Gudang

Baca Juga: Heboh Kabar Dirinya Digeruduk Warga Fans Ikatan Cinta, Kades Pandak: Tidak Benar, Tapi...

Baca Juga: Gara-gara Listrik Padam Jelang Ikatan Cinta, Warga Banyumas Resah Sampai Datangi Pak Kades

Bahkan saking parahnya, justru jalan tersebut akan tampak seperti kebun pisang.
 
Menanggapi hal ini, salah satu penulis terkenal di Indonesia, Tere Liye turut buka suara.

Dalam sebuah postingan Facebooknya yang diunggah pada Sabtu (13/3) ia menyampaikan pandangannya mengenai kasus guru dimaki perangkat desa.
 
 
 
Baca Juga: Ini Alasan Vision Masih Hidup di WandaVision Setelah Diceritakan Mati di Avengers Endgame

Ia menyebut kasus tersebut sebagai kondisi anti-kritik perangkat desa yang telah masuk dalam tahap yang tidak baik.

"Saat kritikan benar2 diluncurkan, mereka ngamuk. Penyakit ini menjangkiti dari level atas sampai bawah," tulisnya, seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Facebook Tere Liye, Minggu 14 Maret 2021.

Selanjutnya, ia pun menyayangkan sikap dari para perangkat desa tersebut. Menurut dia, seharusnya guru yang mengunggah foto jalan rusak tersebut tidak menjadi masalah.

"Karena ketahuilah, sekali kamu digaji oleh uang negara, maka kamu WAJIB dikritik," lanjut tulisan Tere Liye.

Salah satu penulis populer di Indonesia ini kembali menegaskan bahwa seharusnya para perangkat desa dalam kasus tersebut tidak bersifat anti-kritik.

Menurut dia, setiap warga masyarakat memiliki hak penuh atas kritik ataupun komplain atas apa yang ia dapatkan dalam fasilitas maupun layanan publik..

"Adalah hak segenap rakyat mau komplain, marah, tdk terima atas layanan publik, fasilitas publik," tulis Tere Liye.

Terakhir, ia berpesan kepada para warganet supaya tidak takut dalam hal mengkritik. Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa kritik yang dilontarkan juga harus mengutamakan etika kritik. ***



Editor: Sunti Melati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x