Kisah Pilu Bocah SD di Tasikmalaya Depresi Hingga Tewas Usai Dibully, Dipaksa Setubuhi Kucing Sambil Direkam

22 Juli 2022, 13:24 WIB
Kisah tragis harus dialami seorang bocah SD di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang diduga korban bullying. /Ilustrasi Pixabay/mohamed_hassan dan OpenClipart-Vectors

 

 

KABAR JOGLOSEMAR- Belakangan ini kasus pembullyan banyak menimpa anak-anak bahkan pelakunya adalah rekan sebayanya.

Hal ini serupa dengan yang dialami seorang bocah SD berinisial V (11) warga Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Melansir dari @memomedsos, disebutkan bahwa minggu lalu V dipaksa teman-temannya untuk menyetubuhi kucing sembari direkam menggunakan ponsel.

Baca Juga: Free Download GTA SA Lite? Cek Tautan Legal ini untuk Game GTA San Andreas Android

Usai kejadian tersebut, video rekaman tersebar hingga membuat V harus dirawat di rumah sakit.

Kabarnya V mengalami depresi hingga tidak mau makan dan minum sampai kemudian V meninggal dunia saat perawatan di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022). Selama hidupnya V menjadi korban pembullyan.

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi. Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas ibu kandung V, T (39).

Baca Juga: Sudah Tayang di Bioskop, Inilah Fakta Menarik Film 'Ghost Writer 2'

Selama ini, anak kedua dari empat bersaudara tersebut bukan cuma dibully namun diketahui sering juga dipukuli oleh teman-teman bermainnya. Hingga pembullyan paling parah ketika dipaksa menyetubuhi kucing sembari direkam dan disebarkan.

“Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukuli oleh mereka. sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)” ucap ibu kandung V

V sempat mengaku pada ibu kandungnya jika dipaksa untuk menyetubuhi kucing dengan disaksikan teman-temannya sambil diolok-olok dan direkam oleh pelaku.

Baca Juga: Pilot Citilink Meninggal Dunia Usai 15 Menit Lepas Landas Sempat Mendarat Darurat di Bandara Juanda

Kasus tersebut mengundang perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya.

KPID Tasikmalaya mengatakan akan membawa kasus ini menempuh jalur hukum dalam agar memberikan efek jera ke para pelaku.

Selain itu, pihaknya juga akan memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban. Usai kejadian itu, keluarga para pelaku pembullyan datang ke rumah untuk meminta maaf. Pihak keluarga korban meminta agar para pelaku tidak melakukan hal yang sama ke anak lain.***

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler