KABAR JOGLOSEMAR – Seorang sopir truk yang akan melakukan perjalanan melalui padang pasir di Libya menemukan sejumlah mayat yang tergeletak di padang pasir. Jenazah yang ditemukan oleh tim penyelamat adalah sekitar 20 orang.
20 jenazah tersebut ditemukan di sekitar 320 kilometer (198 mil) barat daya Kufra dan 120 km (74 mil) dari perbatasan dengan Chad.
Baca Juga: Pembelian BBM Subsidi Wajib Pakai MyPertamina, Irto Ginting : Untuk Melindungi Masyarakat Rentan
Orang-orang yang meninggal di tengah gurun pasir tersebut diduga imigran yang tersesat. Mereka diduga meninggal karena kekurangan pasokan air sehingga kehausan.
Karena pada wilayah tersebut jarang terdapat sumber air. Suhunya pun diatas 40 derajat Celcius ( 104 F).
Menurut kepala ambulans Kufra, Ibrahim Belhasan sekelompok orang tersebut meninggal di tengah padang pasir sekitar 14 hari yang lalu. Sejak panggilan terakhir di ponsel, yang terjadi pada 13 Juni 2022.
Kabar ditemukannya 20 mayat di gurun pasir Libya tersebut bermula dari unggahan video di akun sosial media Facebook.
Dalam video tersebut menunjukkan mayat yang membusuk di gurun pasir dekat truk pick-up.
Truk pick-up tersebut diduga merupakan kendaraan yang mereka gunakan untuk menempuh perjalanan. Namun kendaraan tersebut rusak / mogok di tengah perjalanan.
Kendaraan tersebut datang dari negara tetangga Chad dan telah menempuh perjalanan sekitar 120 Km (75 mil) menuju ke wilayah kota Libya.
Setelah diselidiki identitasnya, 2 diantara mayat tersebut adalah warga Libya. Sedangkan yang lainnya diduga merupakan migran yang berasal dari Chad yang akan menyeberang ke Libya.
Sejak pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011 untuk menggulingkan dan membunuh pemimpin lama Muammar Gaddafi.
Di Libya telah muncul beberapa titik transit bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Afrika.
Mereka berharap akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Eropa. Itulah yang menyebabkan mereka rela menempuh rute yang berbahaya, dengan melintasi gurun dan laut Mediterania.
Keadaan gurun Sahara yang keras, mengakibatkan banyak yang meninggal dalam perjalanan ketikan melewati gurun Sahara. ***