5 Fakta Menarik Desain Istana Garuda Ibukota Baru : Didesain Dalam Waktu Singkat, Kurang Ramah Lingkungan

3 April 2021, 08:30 WIB
Hasil pradesain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) buatan pematung Nyoman Nuarta dipamerkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Instagram.com/@jokowi
 


KABAR JOGLOSEMAR- Sampai saat ini desain Istana Garuda Ibukota Baru baru masih ramai menjadi perbincangan publik.

Banyak masyarakat yang pro dengan desain bangunan baru ini namun ada juga yang kontra dengan desain bangunan yang dinilai kurang ramah lingkungan ini.

Berikut 5 fakta menarik terkait desain Istana Garuda Ibukota Baru:

Baca Juga: 7 Orang Ini Dipenjara di Episode Terakhir The Penthouse 2, Ada Sosok Tak Terduga

Baca Juga: ASN Jogja Dikenai Hukuman Disiplin Bila Melakukan Hal Ini

1.Desain Bangunan Tidak Cerminkan Peradaban Bangsa

Desain Istana Garuda ibukota baru negara banyak dikritik para arsitek dan pemerhati bangunan karena dinilai tidak mencerminkan peradaban bangsa Indonesia di era kemajuan digital seperti saat ini.

Ikatan arsitek Indonesia bahkan mengatakan untuk sebuah desain ibukota baru negara seharusnya desain menggambarkan kemajuan bangsa Indonesia saat ini tak hanya sekedar mengedepankan simbol burung Garuda

2. Dirancang Seniman Patung 

Desain Istana Garuda ibukota baru negara adalah hasil karya seniman patung asal Bali, Nyoman Nuarta. Nyoman Nuarta buka suara terkait konsep Istana Negara yang ia gagas. Pemilihan Garuda tersebut diniatkan buat mengubah citra Kalimantan yang identik sebagai kawasan pertambangan.

Baca Juga: Oh Yoon Hee Serahkan Diri ke Polisi Atas Pembunuhan Min Seol Ah di The Penthouse 2

"Citra Kalimantan yang lekat dengan tambang dan hutan, harus diperbaiki dengan menyodorkan sebuah ikon baru yang memadukan antara seni, sains, dan teknologi. Istana Negara akan identik dengan cita rasa estetik sebuah karya seni, dengan penggunaan sains, serta teknologi," tutur Nyoman.

3.Proses Sayembara Desain Istana Garuda Dipertanyakan

Para arsitek sampai saat ini masih mempertanyakan desain sayembara ibukota baru negara yang dinilai tidak transparan dan tidak mengajak beberapa elemen masyarakat untuk diskusi bersama untuk menentukan desain yang tepat untuk ibukota baru negara.

Ikatan Arsitek Indonesia mempertanyakan proses sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara. Adapun yang dipersoalkan adalah keluarnya nama Nyoman Nuarta sebagai pemenang kompetisi tersebut.

Baca Juga: Apakah Joo Dan Tae Pelaku Bom Mobil Logan Lee? Ini Jawabannya

4.Desain Dikerjakan Dalam Waktu Singkat

Pemerintah Indonesia menargetkan waktu 12 hari untuk mendesain bangunan ibukota baru negara di Kalimantan Timur. Hal ini mengundang rasa penasaran para arsitek yang mempertanyakan apakah hasilnya akan maksimal jika desain untuk bangunan besar sebagai ikon sebuah negara hanya dikerjakan dalan waktu 12 hari. 

Menurut Ikatan Arsitek Indonesia untuk bangunan publik seperti ini diperlukan waktu yang lebih lama untuk mematangkan ide dan konsep bangunan, dikhawatirkan jika desain dikerjakan dalam waktu singkat hasilnya akan tidak maksimal.

5. Kurang Ramah Lingkungan

Desain bangunan istana garuda ibukota baru negara juga dinilai kurang ramah lingkungan karena rendah carbon. Pasalnya landmark bangunan kurang menonjolkan forest city atau kota yang berwawasan lingkungan.

Dengan adanya ibukota negara baru seharusnya pemerintah bisa membangun kembali kawasan hutan hujan tropis yang menjadi ikon endemik Kalimantan. Sehingga rasa kepemilikan akan ibukota negara baru yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur ini akan lebih terasa.***


 



Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler