Survei Indikator Sebut 41 Persen Warga Enggan Divaksin, Ferdinand Hutahaean: Akibat Hoax

22 Februari 2021, 14:35 WIB
Ilustrasi Warga menolak divaksian Covid-19 /// tangkapan layar youtube.com / UW Health

 

 

KABAR JOGLOSEMAR - Sebuah lembaga survei, Indikator Politik, mengungkapkan bahwa sebanyak 41 persen warga enggan divaksin. Keengganan itu terjadi karena berbagai alasan.

Menanggapi hasil survei tersebut, mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen menyebut hal itu akibat banyaknya hoax yang beredar tentang vaksin Covid-19.

Karena itu, menurut Ferdinand Hutahaean, sudah saatnya komunikasi dan sosialiasi tentang manfaat vaksin ditingkatkan.

Baca Juga: Buntut Pemakaman COVID-19 Disebut Seperti Kubur Anjing, Relawan Geruduk Kantor DPRD Bantul

Baca Juga: Jadi Mentor Dance, Lisa BLACKPINK Pertanyakan Gaya Rambut Trainee  

Sosialisasi antara lain dilakukan melalui ceramah-ceramah dalam ibadah dan tokoh-tokoh demi suksesnya program vaksinasi.

"Survei yg dilakukan oleh Indikator Politik ini menunjukkan bahwa masyarakat sempat ragu akibat banyaknya hoax yg beredar ttg Vaksin. Sekarang saatnya komunikasi lbh di tingkatkan utk sosialisasi melalui ceramah2 ibadah dan tokoh2 utk suksesnya vaksinasi," cuit Ferdinand Hutahaean yang dikutip Kabar Joglosemar dari akun twitter @Ferdinandhaean yang diuggah jam 12.44 WIB pada hari Senin 22 Februari 2021.

Tangkapan layar cuitan Ferdinand Hutahaean yang dikutip Kabar Joglosemar pada hari Senin 22 Februari 2021 :

Baca Juga: Soal Panggilan Umi dari Ayus, Ini Penjelasan Ayah Nissa Sabyan

Baca Juga: Andi Arief Sebut 9 Kader Demokrat jadi Cagub DKI, Ada yang Usul Nama Anissa Pohan

Menanggapi cuitan Ferdinand Hutahaean yang mengutip hasil survei tersebut, seorang netizen bernama Iswanafiat dalam akun twitternya @iswanafiat mengatakan bahwa bila hasi survei tersebut benar maka vaksinasi fokus pada 59 warga yang menerima atau bersedia divaksin.

"Fokus pada 59% yang mau divaksin terlebih dahulu. Selesaikan secepat mungkin," cuit Iswanafiat yang dikutip Kabar Joglosemar hari Senin 22 Februari 2021.

Sementara Jhonson, warganet lainnya mengaku isteri merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dan sebelum divaksin, tiap hari banyak temannya yang bekerja di rumah sakit tersebut yang ikut terpapar virus corona. Namun, setelah disuntik vaksin sudah jadi zero (nol) kasus positf Covid-19 di rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Pejabat di Bantul Ini Sebut Pemulasaran Jenazah COVID-19 Seperti Kuburkan Binatang

Baca Juga: Pejabat di Bantul Ini Sebut Pemulasaran Jenazah COVID-19 Seperti Kuburkan Binatang

"Istri saya bagian dari Tenaga kesehatan di rmh sakit,sebelum ada vaksin hampir tiap hari teman2 di rmh sakit pasti ada yang terpapar virus Corona,tapi puji Tuhan setelah semua tenaga kesehatan nya di suntik vaksin sekarng jadi zero kasus pada rekan2 kerjanya," cuit Jhonson dikutip Kabar Joglosemar dari akun twitter @Jhonson44870169.

Apa yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean didukung oleh data dari Kementerian Kominfo yang menyebutkan setiap hari ratusan hoaks terkait vaksin Covid-19 tersebar di berbagai akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube dan Tik Tok.
 
Pada hari Senin 22 Februari 2021, seperti dikutip Kabar Joglosemar dari laman kominfo.go.id, Kementerian Kominfo menangani dengan menurunkan/menghapus (takedown) 567 konten hoaks terkait vaksin Covid-19 maupun tentang Covid-19.
 
Baca Juga: Adu Akting di Drama Vincenzo, Song Joong Ki dan Jeon Yeo Bin Saling Puji
 
Baca Juga: Sinopsis Drama Vincenzo Eps 2: Song Joong Ki Berhasil Masuk ke Nan Pharmacy
 
Ke-567 hoaks tersebut sebagian besar terbesar di akun media sosial Facebook konten 460 hoaks, Twitter 45 kontek hoaks, YouTube 38 konten hoaks, Tik Tok 15 konten hoaks dan Instagram ada 9 konten hokas. Dan semua konten hoaks tersebut diturunkan/dihapus (takedown) oleh Kominfo.***

Editor: Sunti Melati

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler