Hadapi Gelombang Ketiga Corona, Kasus Positif Corona di Korea Selatan Capai 1.030 dalam Sehari

13 Desember 2020, 15:20 WIB
Orang-orang berjalan sambil menggunakan masker di tengah pandemi corona. /Pixabay/icsilviu

KABAR JOGLOSEMAR - Setelah sempat dipuji karena berhasil mengendalikan kasus corona, Korea Selatan kembali melaporkan hal mengejutkan.

Minggu, 13 Desember 2020, Korea Selatan melaporkan adanya penambahan 1.030 kasus positif corona baru.

 

Baca Juga: 10 Provinsi Ini Alami Penurunan Kasus Corona Tertinggi  

Ini menjadi tantangan bagi pemerintah Korea Selatan. Padahal, Korea Selatan sebelumnya telah berhasil menangani penyebaran virus corona.

Kini, Korea Selatan tengah menghadapi third waves alias gelombang ketiga pandemi corona setelah melaporkan penambahan tersebut.

"Dari kasus baru, 1.002 ditularkan secara lokal. Ini menjadikan total menjadi 42.766 infeksi dengan 580 kematian," kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Reuters.

Perdana Menteri Chung Sye Kyun, membuka kemungkinan untuk menerapkan pembatasan jarak sosial atau social distancing ke tingkat tertinggi di Korea Selatan.

Baca Juga: Terbaru! Update Genshin Impact v1.2 Tawarkan Karakter dan Area Baru, Simak Tanggal Rilisnya di Sini

Hal ini menjadi salah satu upaya praktis guna menekan penyebaran virus corona di KOrea Selatan.

Sebelumnya, Korea Selatan dipuji atas keberhasilannya untuk menekan penyebaran virus corona tanpa memberlakukan lock down.

Diketahui, Korea Selatan mengandalkan contact tracing dan uji swab massal ketika kasus pertama positif corona ditemukan pada Januari 2020.

Pada hari Sabtu, Korea Selatan melaporkan 950 infeksi baru, yang mendorong Presiden Moon Jae-in untuk memerintahkan mobilisasi polisi, personel militer, dan dokter medis umum untuk memblokir penyebaran, yang disebutnya sebagai "darurat".

Baca Juga: 1,2 Juta Vaksin Corona Sudah Datang, Ini Pihak yang Jadi Prioritas Divaksin

Seoul Raya berada di bawah batasan level 2.5. Meningkatkannya menjadi 3, yang tertinggi dari lima tingkat, akan membutuhkan sekolah untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh, hanya mengizinkan pekerja penting di kantor dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler