Islam Izinkan Ghibah dalam 6 Kondisi Ini

- 14 September 2021, 20:55 WIB
Ilustrasi orang sedang ghibah
Ilustrasi orang sedang ghibah /freepik.com/peoplecreations

KABAR JOGLOSEMAR - Membicarakan keburukan seseorang dalam Islam disebut ghibah atau menggunjing.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Rasulullah SAW yang Terbukti Bermanfaat untuk Kehidupan Sehari-hari

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Janganlah kalian saling menggunjing satu sama lain. Apakah salah seorang dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha Penerima taubat) lagi Rahim (Maha Menyampaikan rahmat).” (QS. Al-Hujurat: 12).

Tetapi tidak seluruh ghibah dilarang dalam agama Islam, namun ada jenis ghibah yang diperbolehkan.

Memang menggunjing itu tergolong dosa besar,membicarakan seseorang yang diperbolehkan disini untuk mencapai tujuan yang benar yang bisa diselesaikan dengan ghibah.

Baca Juga: 6 Amalan Ini Bisa Usir Rasa Sedih, Kaum Galau Wajib Baca

Berikut ghibah yang diperbolehkan menurut agama Islam.

1. Untuk Tujuan Meminta Nasehat

Misalnya dengan mengucapkan , “Ayah saya telah berbuat begini kepada saya, apakah perbuatannya itu diperbolehkan? Bagaimana caranya agar saya tidak diperlakukan demikian lagi? Bagaimana cara mendapatkan hak saya?”

Ungkapan demikian ini diperbolehkan. Tapi lebih selamat bila ia mengutarakannya dengan ungkapan misalnya, “Bagaimana hukumnya bila ada seseorang yang berbuat begini kepada anaknya, apakah hal itu diperbolehkan?” Ungkapan semacam ini lebih selamat karena tidak menyebut orang tertentu.

2. Ghibah Untuk Mengenalkan

Ghibah dalam rangka mengenalkan karena dikenal dengan julukan tertentu, contohnya "Si Fulan yang buta matanya, si Fulan yang pincang kakinya, dst.,"

Namun penyebutan tersebut tidak boleh dilakukan dengan tujuan menghina dan hanya agar mudah mengenali orang tersebut. Lebih baik lagi jika yang bersangkutan dikenalkan dengan sebutan positif dan baik.

Baca Juga: Nadiem Makariem Mampir dan Menginap, Guru SD di Jogja Kaget dan Terharu

3. Ghibah Dalam Rangka Meminta Bantuan Untuk Mengubah Kemungkaran

Seseorang mengatakan kepada orang yang diharap bisa mengubah kemungkaran itu, “Fulan melakukan ini, maka cegahlah darinya”, dan semisalnya.

Maksud perkataan ini adalah untuk menghilangkan kemungkaran. Jika maksudnya bukan untuk itu, maka hukumnya haram.

4. Bila Seseorang Berterus Terang Dengan Menunjukkan Kefasikan Dan Kebid’ahan

Seperti minum arak, berjudi dan lain sebagainya, maka boleh menyebut seseorang tersebut dengan sifat yang dimaksudkan, namun ia tidak boleh menyebutkan aibnya untuk umat Islam.

5. Ghibah Untuk Mengadukan Kezaliman

Korban kezaliman orang lain boleh mengadukan orang yang menzaliminya kepada pihak yang memiliki kekuasaan untuk memberikan keadilan.

Baca Juga: 5 Manfaat Bangun Pagi Menurut Islam, Didoakan Malaikat

Keadilan tentu hal yang wajib ditegakkan oleh setiap Muslim di manapun mereka berada. Pihak yang dapat memberikan keadilan seperti penguasa, hakim, dan yang serupa dengannya.

6. Mengingatkan Kaum Muslimin Terhadap Suatu Kejelekan Seperti Mengungkap Jeleknya Hafalan Seorang Perawi Hadits.***

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x