5 Cara Ampuh Mengatasi Sakit Hati Menurut Islam

- 26 Juni 2021, 21:18 WIB
Ilustrasi hati.
Ilustrasi hati. /Pixabay/congerdesign

KABAR JOGLOSEMAR- Sakit hati kerap kali kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dari ucapan maupun perbuatan dari orang lain.

Sakit hati itu sendiri adalah keadaan seseorang merasa tidak senang karena dilukai hatinya, seperti disakiti, ditipu, dihina, dan lainya.

Baca Juga: 5 Waktu yang Mustajab untuk Berdo'a,dari Waktu Hujan Hingga Puasa

Maka dari itu, mari kita bahas cara ampuh atau efisien untuk mengatasi sakit menurut islam sebagai berikut:

1. Berprasangka Baik atau Husnuzon

Ketika seorang muslim berprasangka buruk atau suuzon maka ia akan mencari kesalahan-kesalahan saudara muslim yang lain. Padahal berburuk sangka kepada orang lain itu dosa.

Bahkan dapat diumpakan seorang muslim yang berburuk sangka kepada muslim yang lain seperti memakan daging saudaranya yang telah meninggal, dan hal tersebut tentunya menjijikan.

Baca Juga: Paparkan Solusi Ketenagakerjaan di Tengah Pandemi, Sekjen Kemnaker: Perlu Inovasi dan Kolaborasi

Dalam surah Al-Hujurat ayat 12 Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.”(QS. Al-Hujurat : 12).

2. Mengikhlaskan Diri Sendiri

Ikhlas merupakan sebuah kata yang sulit dilaksanakan namun sangat mudah untuk diucap, orang yang meniatkan dirinya hanya kepada Allah merupakan ciri-ciri orang ikhlas.

Oran yang ikhlas memiliki jiwa anti-duniawi, jika ia mendapat ujian dari Allah berupa kenikmatan maka ia akan bersyukur.

Apabila ia mendapat ujian berupa kesusahan pun ia bersabar. Orang yang ikhlas selalu yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik untuknya, dan selalu berharap hanya kepada Allah SWT.

Baca Juga: 8 Manfaat Daun Miana Bagi Tubuh

3. Menyibukkan Diri Dengan Hal yang Bermanfaat

Jika seseorang sakit hati tentunya hatinya tersebut kosong, oleh karena itu alangkah baiknya diisi dengan kesibukan yang bermanfaat hingga lupa dengan sakit hatinya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata: 

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah).

Baca Juga: Alfath Fathier Ungkap Sudah Bisa Parenting untuk Nio, Netizen: Ini yang Dinamakan Mukjizat

4. Mendatangi Majelis Ilmu dan Berkumpul Bersama Orang-orang Sholeh.

Tempat mengisi iman adalah majelis ilmu dan tempat istirahatnya hati dari duniawi adalah kumpulan orang-orang sholeh.

Rasulullah SAW bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya”. (HR. Muslim nomor 6793).

Baca Juga: Pembalap Veteran MotoGP, Valentino Rossi Disebut Yakin Pensiun Karena Ini

5. Menjauhkan Diri dari Dengki dan Iri Hati

Kedua sifat ini asalnya dari kecintaan terhadap yang bersifat pijian, kehormatan, juga material. Seseorang tak akan nyaman dengan sifat dengki dan iri hati.

Orang tersebut akan selalu merasa kurang sehingga lupa cara untuk bersyukur. Oleh karenanya, untuk menghilangkan sifat tersebut hapuskan dahulu rasa cinta dunia.

Rasulullah bersabda:

“Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).***

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah