Hal ini tertuang pada Hadis riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya,” (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
Berdasarkan Hadis tersebut tertulis ketentuan bahwa puasa tidak sah apabila belum membaca niat. Lalu, bagaimana jika lupa baca niat puasa Ramadhan?
Mengatasi hal tersebut, ulama mazhab Syafi'i memberikan solusi yang ditujukan kepada siapa saja yang lupa baca niat puasa Ramadhan malam harinya.
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmû’ Syarhul Muhadzdzab menuturkan sebagaimana berikut.
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَنْوِيَ فِي أَوَّلِ نَهَارِهِ الصَّوْمَ عَنْ رَمَضَانَ لِأَنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُ عِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ فَيَحْتَاطُ بِالنِّيَّةِ
Artinya : “Disunahkan (bagi yang lupa niat di malam hari) berniat puasa Ramadhan di pagi harinya. Karena yang demikian itu mencukupi menurut Imam Abu Hanifah, maka diambil langkah kehati-hatian dengan berniat.” (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmû’ Syarhul Muhadzdzab, [Jedah: Maktabah Al-Irsyad, tt.], juz VI, hal. 315)
Berdasarkan keterangan tersebut, maka orang yang lupa baca niat puasa Ramadhan pada malam harinya bisa mulai melakukan niat itu pada pagi hari.
Adapun niat terasebut perlu dihayati serta ia lakukan pada pagi hari dengan sikap taqlid serta mengikuti ajaran Imam Abu Hanifah.