6 Tradisi dan Budaya Kejawen yang Masih Dilestarikan di Yogyakarta

29 Juni 2024, 18:39 WIB
Ilustrasi daftar tradisi dan budaya Kejawen yang masih dilestarikan di Yogyakarta /Instagram.com/@kratonjogja

KABAR JOGLOSEMAR - Wilayah Yogyakarta masih kental dengan ritual dan adat Kejawen. Berakar dalam budaya Jawa, Kejawen menggabungkan elemen-elemen agama Hindu, Buddha, Islam, dan kepercayaan tradisional Jawa.

Tradisi ini tidak hanya dipraktikkan di lingkungan keraton dan kuil-kuil, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Ritual seperti Jumenengan, Grebeg Maulid, Labuhan Keraton, serta praktik-praktik kebatinan seperti meditasi dan doa-doa, menunjukkan integrasi yang unik antara aspek keagamaan, budaya, dan spiritual dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Yogyakarta.

Simak berikut ini beberapa tradisi Kejawen yang masih dilestarikan hingga saat ini di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: 6 Destinasi Wisata Sejarah Unik di Yogyakarta Anti Mainstream, Cocok Dikunjungi Pecinta Sejarah

Tradisi Kejawen di Yogyakarta

1. Upacara Jumenengan
Upacara Jumenengan adalah ritual yang dilakukan dalam tradisi Kesultanan Yogyakarta untuk memperingati kenaikan tahta Sultan. Upacara ini menggabungkan unsur-unsur Kejawen dan Islam, di mana Sultan dipercaya memiliki peran spiritual sebagai penguasa yang dipilih oleh Tuhan.

2. Grebeg Maulid
Grebeg Maulid adalah upacara yang diadakan setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini diadakan di Keraton Yogyakarta dan menampilkan prosesi unik seperti pengibaran gunungan berisi makanan tradisional Jawa yang kemudian dibagikan kepada masyarakat.

3.Labuhan Keraton
Labuhan Keraton adalah ritual pemberian sesaji kepada roh leluhur dan semesta yang dilakukan secara berkala di Keraton Yogyakarta. Sesaji berupa makanan, bunga, dupa, dan air diletakkan di tempat-tempat suci sebagai bentuk penghormatan dan persembahan.

4.Tayuban
Tayuban adalah seni tari dan nyanyian yang memiliki akar dalam tradisi Kejawen. Biasanya diselenggarakan dalam rangkaian upacara adat atau sebagai hiburan rakyat, Tayuban menggambarkan keindahan gerak tubuh dan penuh makna spiritual.

5. Sekaten
Sekaten adalah perayaan tahunan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Sultan Hamengkubuwono I. Acara ini melibatkan pasar malam dengan penjualan berbagai macam barang dan permainan, serta upacara khusus di Masjid Gedhe Kauman dan Masjid Agung Yogyakarta.

6. Ritual Kebatinan
Di kalangan masyarakat Jawa, terdapat juga praktik-praktik kebatinan yang meliputi meditasi, doa-doa, dan praktik spiritual lainnya untuk mencapai keselarasan dengan alam dan pencapaian spiritual tertinggi.

Baca Juga: Ketentuan dan Cara Reservasi Naik Bus Jogja Heritage Track untuk Keliling Nikmati Pemandangan Kota Jogja

Kejawen ini masih dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian integral dari identitas budaya Yogyakarta.***

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler