Menilik Mitos Makam Mbah Atas Angin dan Pancuran Pitu di Baturaden

- 10 September 2020, 12:36 WIB
Pancuran Pitu Baturaden.
Pancuran Pitu Baturaden. /Instagram.com/@netty.herlina

KABAR JOGLOSEMAR - Pancuran Pitu adalah sebuah destinasi wisata alam yang terletak di kaki gunung Slamet tepatnya berada di Desa Ketenger, Baturaden.

Di Pancuran Pitu pengunjung dapat melihat tujuh saluran air panas yang mengandung belerang. Karena khasiat air belerang yang dapat menyembuhkan penyakit kulit, Pancuran Pitu banyak dikunjungi. Selain untuk menyembuhkan penyakit kulit, mandi dengan air panas juga dapat dilakukan untuk relaksasi.

Ada dua jalur untuk meuju ke objek wisata ini. Jalur pertama adalah melalui lokawisata Baturaden dengan berjalan kaki, dan jalur kedua adalah menggunakan kendaraan pribadi memutari area hutan.

Baca Juga: Foodcourt Langenastran, Wisata Kuliner Baru di Alun-alun Kidul

Jika diperhatikan, saat pengunjung menuju ke dalam area objek wisata ini terdapat sebuah bangunan yang hanya sepetak. Bangunan tersebut adalah sebuah makam. Di sebelah pintu masuknya ada tulisan “Keramat Mbah Atas Angin”.

Terdapat beberapa mitos mengenai makam keramat ini. Mitos yang pertama menurut masyarakat sekitar, pada zaman dahulu ada seorang penyebar agama Islam yang datang dari Turki bernama Syeh Maulana Magribi.

Dia mengikuti petunjuk dari cahaya dan sampai di Tanah Jawa dan dipertemukan dengan seseorang bernama Haji Datuk.

Oleh Haji Datuk, Syeh Maulana Magribi dijuluki “Mbah Atas Angin” walaupun tidak disebutkan alasannya. Pada suatu hari, Syeh Maulana Magribi menderita gatal-gatal di seluruh tubuhnya. Konon katanya, penyakit ini hanya bisa disembuhkan di Gunung Gora.

Gunung Gora yang dimaksud adalah Gunung Slamet. Di tempat ini, Syeh Maulana Magribi atau Mbah Atas Angin menyembuhkan penyakitnya.

Baca Juga: 5 Makanan yang Wajib Dicoba Ketika Wisata Kuliner di Kulon Progo

Halaman:

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x