KABAR JOGLOSEMAR -- Tanpa bermaksud nyinyir maupun membuli status seorang wanita single parent, kata ‘Janda’ akhir-akhir ini kembali mencuat dan viral sebab adanya sebuah partai politik mengusung isu agar para kadernya bersedia untuk menikahi seorang janda meski harus berpoligami.
Sebelumnya kata janda atau rondo dalam bahasa Jawa viral, dengan munculnya sebuah nama jenis tanaman yakni Janda Bolong (Andason’s Monstera), selain keindahan daunnya konon tanaman ini bermanfaat untuk kesehatan dan penghilang stress.
Ternyata dalam dunia kuliner, kearifan lokal Yogyakarta jaman dulu ada beberapa jenis panganan yang memakai nama rondo (janda) yaitu, rondo royal, rondo sisik, dan rondo kemul. Kedua jenis panganan itu kini pun masih dapat dijumpai di pasar tradisional.
Baca Juga: Update! Jadwal Misa Live Streaming Gereja Katolik pada Sabtu-Minggu Tanggal 2-3 Oktober 2021
Rondo royal merupakan sebutan panganan berbahan utama dari tape singkong, yang dihaluskan kemudian dibikin bulat-bulatan yang didalamnya diisi dengan gula merah dan dilapisi adonan dari terigu lantas digoreng. Khalayak umum kekinian sering menyebutnya tape goreng.
Panganan rondo sisik lebih mirip bakpao panganan tradisional Cina, hanya bentuknya panjang dengan alas daun pisang, isinya kacang gula merah yang dihaluskan.
Rondo sisik disajikan dalam bentuk irisan miring atau bentuk jajaran genjang serta dalam dua warna, putih dan jambon.