Gagak merasa lapar lagi. Tanpa keraguan… Krcch… pyar…! Telur-telur itu disantapnya. Saking lahapnya, tidak memedulikan sekitarnya. Tanpa disadari, seekor cecak mengawasi perbuatannya. Hari mulai sore, saatnya burung-burung pipit beristirahat dan kembali ke sarang. Apa yang terjadi ketika mereka tiba? Pipit sungguh terkejut dengan apa yang dilihatnya. Telur-telurnya pecah berserakan.
“Siapakah pelakunya? Ular tak pernah meninggalkan cangkang seperti ini.”
“Hai … burung pipit, aku sangat kasihan melihatmu. Aku tahu pelakunya adalah Gagak yang licik. Aku melihatnya sendiri,” kata cecak.
Keesokan harinya, gagak menghampiri mereka. Ia tampak bersedih.
“Maafkan aku burung-burung kecil yang lucu. Saat aku menjaga telurmu ada burung elang mau mendatangi telurmu, lalu aku mengusirnya. Aku sangat kaget, ketika aku kembali, telur-telurmu sudah pecah. Aku berjanji hal itu tidak akan terjadi lagi” ungkap gagak tampak penuh penyesalan.
Baca Juga: Siti dan Kelompoknya Membeli Biji Jagung, Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Kacang Kedelai, Jawaban Kelas 2 SD
Keempat burung pipit pergi agak jauh dari sarangnya. Mereka bermusyawah di dekat rumah penduduk.
“Kita harus memberi pelajaran kepada Gagak. Agar dia tahu kesalahannya”.
“Oke, kita bagi tugas, ada yang menyiapkan tempat, dan ada yang mematuk dahan pohon nangka agar getahnya keluar.”
“Ayo, kumpulkan getah sebanyak-banyaknya, lalu kita taruh di sekeliling sarang”.