Terlalu Lama Sekolah Secara Daring Berpotensi Banyak Siswa Putus Sekolah

- 12 April 2021, 11:17 WIB
Ilustration Sekolah Online
Ilustration Sekolah Online /Freepik/pikisuperstar/pikisuperstar
 

KABAR JOGLOSEMAR - Sudah hampir satu tahun proses belajar mengajar di semua satu pendidikan dilakukan secara daring atau online.
 
Pembelajaran secara online yang terlalu lama karena pandemi Covid-19 itu berpotensi banyak siswa putus sekolah.
 
Sebab dengan berkurangnya waktu belajar maka semakin lama siswa tidak belajar. Hal ini akan menghambat perkembangan siswa secara keseluruhan.
 
 
 
Oleh karena itu, satuan pendidikan didorong untuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
 
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih dikutip Kabar Joglosemar dari laman kemdikbud.go.id, dari hasil survei Studi SMERU Research Institute menyebutkan sebanyak 30 persen guru di Pulau Jawa dan 50 persen guru di luar Pulau Jawa tidak melakukan proses belajar mengajar setiap hari kerja.
 
Hal ini sangat mengkhawatirkan untuk dunia pendidikan Indonesia. Karena itu, Kemendikbud dan DPR RI meminta semua satuan pendidikan agar segera melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
 
 

Abdul Fikri mengatakan bahwa pengurangan waktu belajar menghambat perkembangan siswa secara keseluruhan. Sehingga semakin lama siswa tidak belajar, maka potensi putus sekolah juga semakin tinggi.
 
Abdul Fikir mendukung SKB 4 menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. PTM secara terbatas bisa dilakukan satuan pendidikan dimana para guru dan tenaga pendidiknya sudah mendapatkan suntikan vaksin.
 
Kemendikbud juga sudah berupaya untuk mempercepat vaksinasi bagi guru atau pendidik dan tenaga kependidikan di bebagai daerah di Indonesia.
 
 
Oleh karena itu, Abdul Fikri berharap kepada kepala daerah, termasuk Wali Kota Salatiga, agar bila sudah ada vaksin maka prioritaskan guru dan tenaga kependidikan untuk divaksin.
 
Sementara Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat menerima kunjungan kerja Anggota Komisi X DPR RI mengaku Kota Salatiga sudah mulai melakukan simulasi PTM secara terbatas seja awal 2021. Simulasi dilakukan di SD Negeri 06 Kota Salatiga dan SMP Negeri 9 Kota Salatiga.
 
BahkanDinas Pendidikan Kota Salatiga sudah melakukan simulasi dalam penggunaan angkutan umum sesuai protokol kesehatan.
 
 
 
Hal ini kemudian dihentikan karena ada peningkatan kasus Covid-19. Tapi pada bulan Maret 2021, Dinas Pendidikan Kota Salatiga sudah melanjutkan kembali simulasi PTM secara terbatas di beberapa sekolah dalam jangka waktu dua minggu.
 
Untuk menyukseskan penyelenggaraan PTM secara terbatas, Dinas Pendidikan Kota Salatiga melakukan beberapa upaya, antara lain pembuatan regulasi, penyusunan prosedur operasional standar terkait proses pembelajaran maupun proses  pulang dan pergi peserta didik dari sekolah masing-masing, penyediaan tempat cuci tangan, pembentukan Tim Satgas Covid-19 di sekolah-sekolah, memaksimalkan fasilitas sanitasi di sekolah serta melakukan terobosan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus.***

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x