KABAR JOGLOSEMAR - Sejak Indonesia merdeka hingga memasuki usia 76 tahun pada 17 Agustus 2021 belum memiliki desain besar olahraga nasional.
Karena itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada peringatan Haornaske-37 pada September 2020, Kemenpora sudah menyusun deain besar olahraga nasional.
Dalam desain besar olahraga nasional itu, pembinaan akan dilakukan mulai dari hulu hingga ke hilir. Untuk itu, disediakan sentra pelatihan dan pembinaan mulai dari hulu ke hilir guna meningkatkan prestasi olahraga nasional di tingkat dunia.
Baca Juga: Tepis Isu Jabatan Presiden 3 Periode, Presiden Jokowi Beri Tanggapan Serius
Menpora Zainudin Amali yang dikutip Kabar Joglosemar dari laman resmi kominfo.go.id, hari Senin 15 Maret 2021 menyebutkan, desain besar olahraga nasional tersebut disusun dengan melibatkan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), KOI (komite Olimpiade Indonesia), NPCI (National Paralympic Committee of Indonesia), perguruan tinggi, akademisi hingga praktisi olahraga.
Dikatakan, desain besar olahraga nasional tersebut menjadi panduan dalam perencanaan di bidang olahraga mulai dari hulu hingga hilir guna meningkatan prestasi olahraga nasional di kancah dunia.
Menurut Menpora Zainudin, dalam desain besar olahraga nasional tersebut, ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional mencakup penggunaan big data dan menjadikan sport science sebagai unsur utama dalam pembinaan olahraga nasional.
Desain besar itu berbicara mulai dari sumber potensi talenta, yaitu para siswa mulai tingkat SMP hingga pelatihan untuk membentuk atlet-atlet nasional yang tangguh. Untuk itu, Kemenpora membangun 10 sentra pemusatan latihan di sejumlah daerah.
Selanjutnya sentra-sentra tersebut berisi anak-anak yang sudah diseleksi potensinya pda usia SMP. Kemudian, pada usia SMA mereka didorong ke Cibubur, tempat SKO (Sekolah Khusus Olahraga) Indonesia.