Sekolah di Jogja Sambut Baik Keputusan Mendikbud soal Pembelajaran Tatap Muka

- 21 November 2020, 13:27 WIB
Ilustrasi belajar tatap muka di kelas.
Ilustrasi belajar tatap muka di kelas. /Pixabay/Wokandapix

KABAR JOGLOSEMAR - Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri yang membolehkan proses belajar mengajar (PBM) tatap muka mulai Januari 2021 disambut baik oleh pihak sekolah.

Sebab, sekarang ini peserta didik sudah mengalami kejenuhan mengikuti pembelajran jarak jauh (online). Mereka sangat merindukan pembelajaran bersama teman-teman di sekolah.

Baca Juga: Kimberly Ryder Buktikan Mitos Soal MengASIhi Adalah KB Natural

"Keputusan itu harus disikapi sebagai sesuatu yang bisa kita mengerti mengingat sudah hampir 9 bulan tidak ada pembelajaran tatap muka di kelas. Sekalipun selama ini dilakukan pembelajaran jarak jauh (online) pasti diyakini tidak bisa melakukan pembelajaran secara optimal. Banyak yang hilang, terkhusus untuk ketrampilan, dan pembinaan sikap/ karakter. PJJ hanya mampu menyampaikan informasi pengetahuan, itupun juga tidak optimal," kata Drs Andar Rujito MH, Kepala SMA BOPKRI I Yogyakarta, kepada Kabar Jogolosemar.com, Sabtu (21/11/2020).

Menurut Andar Rujito, pendidikan yang seutuhnya tentu juga membutuhkan perjumpaan, relasi fisik di antara guru dan siswa, juga antar siswa itu sendiri.

Karena dari situlah akan terjadi proses pertumbuhan dan pendewasaan pribadi.

"Mereka sudah lama tidak melakukan aktifitas bersama, termasuk ekstrakurikuler. Selain jenuh dan bosan, kita merasakan juga menurunnya semangat belajar. Ada penurunan ritme kemauan dan kesadaran belajar. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan tidak mudah mengembalikannya.

Baca Juga: 8 Syarat Protokol Kesehatan Jika Ingin Sekolah Tatap Muka Dimulai

Dikatakan, dengan diizinkannya pembelajaran tatap muka diharapkan sedikit demi sedikit mengembalikan ritme dan semangat belajar sebagaimana sebelum pendemi.

Namun, yang menjadi catatan penting adalah jangan sampai pembelajaran tatap muka justru menimbulkan cluster baru dalam penularan virus Corona.

Karena itu, yang harus lebih diutamakan adalah kesehatan/ keselamatan. Apabila akan dilakukan pembelajaran tatap muka langsung, maka harus benar-benar bisa menjamin tidak akan menjadi cluster baru.

Itulah sebabnya setiap sekolah yang akan memulai tatap muka harus menyiapkan segala sesuatu sesuai protokol kesehatan di sekolah.

Mulai dari sarana prasarana, pengaturan mobilitas siswa, termasuk dam pembelajaran, semuanya harus ketat, disiplin dan benar-benar sesuai protokol.

Menurut Andar Rujito, sekolahnya sudah melakukan sosialisasi pedoman atau protokol kesehatan ketika nanti dilakukan sekolah tatap muka.

Baca Juga: Pemkab Sleman Siapkan Konsep KBM Tatap Muka

"Kami tidak mau melakukan pembelajaran tatap muka sekadar berangkat dari kepatutan atau karena melihat sekolah lain sudah melakukan. Kami harus hati-hati. Sebab, bagi kami, keamana, kesehatan dan keselamatan warga sekolah selalu menjadi prioritas utama," kata Andar Rujito.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x