Infeksi COVID-19 Menurun, Australia akan Buka Perbatasan dan Izinkan 6.000 Orang Masuk

- 18 September 2020, 14:48 WIB
Ilustrasi membuka perbatasan
Ilustrasi membuka perbatasan /

KABAR JOGLOSEMAR - Australia akan meningkatkan jumlah warga yang diizinkan untuk kembali ke rumah setiap minggu menjadi 6.000 orang. Hal tersebut lantaran keberhasilan negara itu untuk mengendalikan jumlah infeksi baru COVID-19.

Batas mingguan orang yang diizinkan masuk ke Australia, kini sebesar 4.000 orang saja. Namun, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan bahwa pembatasan jumlah orang yang diizinkan masuk ke Australia akan meningkat sebesar 2.000 pada pertengahan Oktober.

Hal itu akan dilakukan setelah pertemuan Kabinet Nasional di mana negara-negara bagian di Australia sepakat untuk meningkatkan kapasitas karantina. Morrison juga menjanjikan akan memfasilitasi sekitar 24.000 warga Australia yang terdampar dan ingin kembali ke rumah.

Baca Juga: Calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden Gelar Kampanye secara Drive In

"Dengan keberhasilan yang kami raih sebagai sebuah negara dalam beberapa bulan terakhir, kami dapat mulai membuka kembali dan kami dapat mulai membantu warga Australia untuk pulang kembali,” kata Morrison dalam jumpa pers, seperti dikutip dari Reuters.

Di samping itu, Australia juga ingin melonggarkan karantina bagi para pelancong dari Selandia Baru. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah pemakaian hotel di Australia agar dapat digunakan oleh wisatawan lain.

Sebelumnya, Australia telah menutup akses internasional pada awal pandemi, dengan memberlakukan lockdown ketat dan tindakan jaga jarak sosial. Hal tersebut terbukti efektif untuk mengurangi penyebaran virus.

Baca Juga: Tagar #Instagramdown Trending di Twitter, Warganet Ramai Curhat

Hingga saat ini, pihak pemerintah mewajibkan semua orang yang datang dari mancanegara untuk melakukan karantina di hotel selama 14 hari.

Terlepas dari itu, jumlah total infeksi COVID-19 di Australia mencapai 26.800 dengan 829 korban meninggal. Angka tersebut jauh di bawah angka infeksi negara maju lainnya.

Halaman:

Editor: Sunti Melati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x