"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," ujar Nico Afinta.
Akibat dari kerusuhan itu 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan diperkirakan terus bertambah.
Mengenai data diri para korban hingga saat ini masih didalami. Selain itu, lebih dari 180 orang mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Bukan Mod Apk, Ini Tautan untuk Download Minecraft Java Edition yang Legal Update Terbaru
Selain itu, kerusakan pun terjadi diantaranya 13 unit kendaraan mengalami kerusakan diantaranya 10 unit milik Polri.
Bupati Malang M. Sanusi menyatakan bahwa biaya rumah sakit dan pengobatan suporter yang menjadi korban akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Malang.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," ujarnya, dikutip dari Antara.
Baca Juga: Main GTA SA LITE di Android Gratis? Klik di Sini
Kerusuhan usai laga Persebaya vs Arema FC ini kembali mencoreng dunia sepak bola di tanag air. Hal ini berbuntut dihentikan sementara Liga 1 BRI selama sepekan.***