Hal ini bersebrangan dengan pernyataan Gibran yang menilai data dari Luhut kurang tepat untuk menggambarkan situasi pandemi di wilayahnya.
Sebab banyak yang meninggal ada yang bukan dari wilayah Solo.
Baca Juga: Pengumuman CPNS 2021, Begini Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi Lengkap dengan Link
Menanggapi hal tersebut, Rachland menyampaikan kritikannya kepada putra sulung Presiden Jokowi ini.
"Lalu kenapa bila korban berasal dari kota lain? Dia tak berhak dapat perawatan di Solo? Kematiannya tidak diakui dan tidak dicatat sebagai korban? Nyawa rakyat kok dipake bahan pokrol," cuitnya.
Dia kemudian mengingatkan bahwa perubahan zona merah menjadi oranye tidak terbatas pada pemeriksaan KTP orang yang meninggal dunia.
Baca Juga: PPKM Level 4 Berakhir 2 Agustus 2021 Besok, Epidemiolog: Perlu Dipertahankan, Bahaya Jika Diturunkan
"Memangnya Zona Merah bisa ditipiskan jadi oranye dengan memeriksa KTP orang mati, memisahkannya dari jenazah ber-KTP Solo, dan tidak menghitungnya sebagai korban Covid?" tulisnya.
Sekedar informasi, dalam rapat koordinasi di Jawa Tengah, Luhut Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung soal angka kematian Solo yang tinggi.