Lomba Lari Ultramaraton, 21 Orang di Tiongkok Meninggal karena Cuaca Dingin yang Ekstrem

- 23 Mei 2021, 17:14 WIB
Ditemukannya satu korban tewas menambah jumlah korban tewas lomba lari ultramaraton menjadi 21 orang
Ditemukannya satu korban tewas menambah jumlah korban tewas lomba lari ultramaraton menjadi 21 orang /Instagram/@behindthestorye
 
KABAR JOGLOSEMAR - Sebanyak 21 orang meninggal dunia akibat cuaca dingin yang ekstrem di Provinsi Gansu, Tiongkok.
 
Para korban tewas ini merupakan peserta lomba lari ultramaraton yang telah dimulai pada hari Sabtu (22/5/2021) lalu.
 
Tercatat sebanyak 172 orang yang mengikuti perlombaan tersebut.
 
 
Menurut catatan dari tim penyelamat dan juga pemerintah, hingga saat ini sebanyak 151 peserta dipastikan aman. 
 
Satu orang yang dinyatakan hilang telah ditemukan meninggal dunia pada hari Minggu (23/05/2021), sehingga menambah jumlah korban tewas sebanyak 21 jiwa.
 
Salah satu pejabat pemerintahan Kota Baiyin mengatakan bahwa cuaca menjadi dingin setelah area pegunungan tempat perlombaan dilanda hujan es dan juga angin kencang, sehingga menyebabkan suhu di daerah tersebut menjadi anjlok dan sangat dingin.
 
Mao Zhu, salah satu peserta lomba lari ultramaraton ini juga menceritakan kronologi cuaca tersebut yang mendadak berubah menjadi sangat dingin. Ia sangat bersyukur tidak melanjutkan perlombaan tersebut karena hal itu.
 
 
“Awalnya saya agak menyesal, mengira itu mungkin sekedar hujan yang lewat, tetapi ketika kemudian saya melihat angin kencang dan hujan melalui jendela kamar hotel, saya merasa sangat beruntung karena saya membuat keputusan,” kata Mao Zhu, seperti dikutip Kabar Joglosemar dari portal berita Reuters pada 23 Mei 2021.
 
“Hujan menjadi deras dan semakin lebat,” kata Mao Zhu yang tengah berada 24 kilometer dari tempat kejadian.
 
Upaya penyelamatan ini masih terus dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok dengan mengerahkan lebih dari 1200 pasukan penyelamat, drone thermal, pendeteksi radar, dan juga alat pembongkar.
 
Kematian para korban lomba lari ultramaraton akibat cuaca ekstrem ini telah memicu kemarahan rakyat Tiongkok di media sosia kepada Pemerintah Baiyin.
 
 
Mereka menganggap bahwa Pemerintah tidak cepat tanggap dalam melakukan perencanaan darurat.
 
Selain itu, Pemerintah Gansu juga telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki terkait hal ini. *** 
 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x