Network
KABAR JOGLOSEMAR - Belakangan ini heboh kejadian siswa yang dikeluarkan dari sekolah di salah satu SMA Bengkulu gegara membuat konten berisi ujaran kebencian soal Palestina.
Menyoroti peristiwa itu Komisioner KPAI Retno Listyarti meminta agar kasus yang melibatkan siswa dalam bermain medsos ini menjadi pemlajaran bagi anak maupun orangtua.
Meski dalam kasus ini siswa yang dikeluarkan sudah bukan lagi anak-anak karena usianya sudah 19 tahun, dia meminta agar orangtua sudah seharusnya memberikan edukasi kepada anak mereka terkait penggunaan media sosial agar hal serupa tak terulang.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 20 Mei 2021: Ricky Berubah Bantu Aldebaran, Betapa Sialnya Elsa Ketahuan Jahat
"Kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi para orangtua, oleh karena itu KPAI mendorong para orangtua untuk mengedukasi dan mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial," kata Retno dari rilis yang diterima KabarJoglosemar.com pada Kamis, 20 Mei 2021.
Bicara soal permasalahan tersebut, KPAI juga mengaku prihatin atas sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah mengingat posisi siswa itu sudah berada di tingkat akhir.
Retno mendesak agar pemenuhan hak siswa tersebut tetap terpenuhi untuk memperoleh pe didikan dan juga diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Baca Juga: Merinding, Warung Bakso Ini Buka di Tempat Tak Terduga, Netizen: Viewnya Masa Depan
"MS yang sudah minta maaf dan menyesali perbuatannya, seharusnya memperoleh konseling dan pembinaan juga dari sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya, bukan dikeluarkan dari sekolah," ungkap Retno.
"MS juga sudah meminta maaf dan mengakui perbuatannya. Salah. Jadi sudah seharusnya yang bersangkutan patut diberi kesempatan memperbaiki diri," lanjutnya. ***
