Ketupat Identik Simbol Lebaran, Inilah Makna Filosofinya

- 12 Mei 2021, 10:51 WIB
Sepasang suami istri pedagang selongsong ketupat di Pasar Ngasem, Kemantren Kraton, Yogyakarta sedang melayani pembeli, Rabu (12/5/2021).
Sepasang suami istri pedagang selongsong ketupat di Pasar Ngasem, Kemantren Kraton, Yogyakarta sedang melayani pembeli, Rabu (12/5/2021). /Tedy Kartyadi/ Kabar Joglosemar

Lasido pedagang selongsong ketupat musiman dari Lendah, Kulon Progo yang ikut berjualan di Pasar Ngasem, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta.
Lasido pedagang selongsong ketupat musiman dari Lendah, Kulon Progo yang ikut berjualan di Pasar Ngasem, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta. Tedy Kartyadi/ Kabar Joglosemar

“Kebetulan di halaman rumah pohon kelapa masih banyak sehingga kebutuhan janur tinggal memetik saja. Untuk membuat satu selongsong ketupat dibutuhkan waktu 2-3 menit, tergantung dari ketrampilan sesorang,” ujarnya.

Ketupat yang konon diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah satu wali songo (sembilan ulama) masa Kerajaan Islam Demak.

Baca Juga: Catat! Ini 9 Aturan Penyelenggaran Salat Id dan Lebaran 2021 di Masa Pandemi Covid-19 dari Kemenag

Bagi masyarakat Jawa ketupat atau kupat mempunyai makna filosofi tinggi. Kupat bermakna, Ngaku Lepat atau mengakui kesalahan.

Bahan membuat ketupat berupa janur (daun kelapa) bermakna Jatining Nur (Cahaya Sejati), bahwa kehidupan ini adalah bertujuan mencapai Cahaya Sejati yang bersumber pada illahi Tuhan Yang Maha Esa.

Ada juga sumber yang memaknakan kupat adalah dari akronim Laku Papat (Empat Laku) yaitu, Lebar-an atau setelah laku puasa lantas Luber-an (tumpah) mau berbagi rejeki.

Baca Juga: Ini Lagu yang Akan Dibawakan BTS di Billboard Music Awards 2021

Kemudian Lebur-an (dihapuskan) semua kesalahan untuk Labur-an kembali putih bersih. Labur adalah kapur bahan semacam cat untuk pemutih tembok.***

 

Halaman:

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x