8 Fakta RA Kartini yang Jarang Diketahui, dari Hidup dalam Keluarga Poligami hingga Meninggal di Usia Muda

- 21 April 2021, 09:59 WIB
Quote Hari Kartini
Quote Hari Kartini /Instagram.com/@hanungbramantyo

Setelah peristiwa itu, Kartini kerap memikirkan gelar kebangsawanannya itu. Diperhatikannya, di sekelilingnya sudah banyak perempuan yang dipanggil Raden Ayu sebagaimana dirinya.

Kartini pun lalu berusaha mempelajari makna dibalik panggilan tersebut. Sehingga suatu hari ia tahu bahwa status kebangsawanannya dengan panggilan Raden Ayu tidak ada yang bisa dibanggakan. Ia lebih senang dengan panggilan “Kartini” saja.

Baca Juga: Paul Zhang Sudah di Luar Negeri, Kominfo: Tetap Bisa Dijerat UU ITE

3. Hidup Dalam Keluarga Poligami

Masa kecil Kartini sampai ia dewasa sudah diliputi dengan kehidupan keluarga poligami. Ia merupakan anak dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah.

Namun ibunya bukanlah istri utama dari sang ayah, karena ayahnya kemudian menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan yang memiliki darah keturunan ningrat.

Di masa dewasa Kartini harus menerima kenyataan menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat yang telah memiliki tiga istri. Keadaan ini membuat Kartini menjadi perempuan yang lekat dengan kehidupan berpoligami. Dari hasil perkawinan ini, Kartini dikaruniai seorang anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat sebelum ia meninggal.

Baca Juga: Catat, Materi Tes Calon PNS dan PPPK 2021 Menyangkut 3 Aspek Ini

4. Habis Gelap Terbitlah Terang Awalnya Bukanlah Sebuah Buku

Sebenarnya, buku Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” pada mulanya bukanlah sebuah buku, melainkan hanya kumpulan surat-surat yang dikirimkan kepada J.H. Abendanon dan teman-temannya di Eropa. Setelah Kartini meninggal, J.H Abendanon berinisiatif untuk membukukan surat-surat tersebut dengan judul “Door Duisternis Tot Licht” atau yang kini lebih dikenal di Indonesia sebagai “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Terbitnya surat-surat kartini ini ternyata sangat menarik perhatian masyarakat Belanda. Pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-surat itu mampu mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap adat istiadat budaya Jawa dalam memperlakukan seorang perempuan. Selain itu, pemikirannya juga mampu menginspirasi pejuang kebangkitan nasional, yang salah satunya adalah W.R. Supratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

Baca Juga: Senyum Sumringah Pep Guardiola Usai Umumkan Manchester City Keluar dari European Super League

5. Belanda Mengabadikan Nama kartini Sebagai Nama Jalan di Belanda

Halaman:

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x