Selain itu, menurut Preiden Jokowi, BPPT juga harus turut ambil bagian dalam pengembangan kecerdasan buatan dan menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia.
"BPPT harus mampu memiliki jejaring luas dan menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun, selama belum bisa diproduksi di dalam negeri. Selain itu, BPPT harus turut ambil bagian dalam pengembangan kecerdasan buatan dan menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga: Cocok Jadi Suami, 7 Weton Ini Berwibawa dan Cocok Jadi Pemimpin
Baca Juga: Sewindu Tekuni Usaha Tahu Goreng, Warga Bantul Ini Tetap Bertahan di Tengah Pandemi
Selama pandemi ini misalnya, akselerasi inovasi bisa kita lihat di bidang kesehatan seperti ventilator untuk perawatan pasien Covid-19 atau alat uji GeNose yang mulai digunakan di lokasi-lokasi padat interaksi. pic.twitter.com/XClJC1lwmz— Joko Widodo (@jokowi) March 8, 2021
Presiden Jokowi memberi contih di masa pandemi Covid-19, BPPT perlu melakukan akselerasi inovasi teknologi, terutama di bidang kesehatan.
"Selama pandemi ini misalnya, akselerasi inovasi bisa kita lihat di bidang kesehatan seperti ventilator untuk perawatan pasien Covid-19 atau alat uji GeNose yang mulai digunakan di lokasi-lokasi padat interaksi," kata Presiden Jokowi.
Selama pandemi ini misalnya, akselerasi inovasi bisa kita lihat di bidang kesehatan seperti ventilator untuk perawatan pasien Covid-19 atau alat uji GeNose yang mulai digunakan di lokasi-lokasi padat interaksi. pic.twitter.com/XClJC1lwmz— Joko Widodo (@jokowi) March 8, 2021
Karena itu, ione setuju dengan ajakan Presiden Jokowi untuk "membenci" produk impor dan mencintai produk dalam negeri. "Ada lg INA Shunt dr UGM u Hidrosefalus (Kepala Besar) yg sdh e katalog jg. Inovasi tsb harus diangkat dg me'lepas' produk import sejenis ok trik dagang mereka sangat brutal. Jd setuju satir 'kebencian' bkn dlm arti harafiah tp yi: kaffah dlm memback up yg sdh ada produk DN," cuit ione di @ionoeinoe pada hari Senin 8 Maret 2021.***