Soal Pengangkatan Moeldoko Jadi Ketum Demokrat, Pengamat: Ada Maksud Terselubung

- 7 Maret 2021, 12:59 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. /ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

KABAR JOGLOSEMAR – Pengangkatan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat kemarin masih menjadi perbincangan hangat para pengamat dunia politik.

Terpilihnya Moeldoko lewat aklamasi pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang diadakan di Deliserdang, Sumatra Utara itu menimbulkan polemik. Hal ini karena KLB dianggap tidak sah.

Istana Negara sampai sekarang belum menanggapi apa-apa terkait hal tersebut. Padahal, Moeldoko sendiri termasuk orang Istana karena menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Baca Juga: Meskipun Kaya Raya Bak Sultan, Arya Saloka 'Ikatan Cinta' Tetap Pilih Hidup Sederhana

Baca Juga: Video Viral Aksi Arya Saloka KW dan Amanda Manopo Versi Cowok, Netizen : Ikatan Terlarang

Atas diamnya Istana tersebut, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin pun menilai bahwa aksi kudeta Partai Demokrat tersebut sebenarnya sudah direstui pihak Istana.

Karena bila tidak direstui, tentunya kudeta tersebut tidak akan terjadi. Hal ini karena tentu saja akan mencemarkan nama baik Presiden Jokowi.

Ujang menilai bahwa kudeta yang dilakukan Moeldoko sebenarnya dilakukan dengan maksud tersembunyi ingin melemahkan posisi Partai Demokrat sebagai partai oposisi Pemerintah pada saat ini.

Baca Juga: Istimewa! Ini Daftar 7 Weton yang Punya Bakat Jadi Pemimpin Menurut Primbon Jawa

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 13 Ditutup 7 Maret, Segera klik ‘Gabung’ di www.prakerja.go.id 

Jadi, dengan masuknya Moeldoko menjadi ketua umum di Demokrat, harapannya partai dengan simbol warna biru itu akan menjadi sekutu Pemerintah dan tidak menjadi oposisi lagi.

Meski begitu, ia menilai bahwa peran dan fungsi partai oposisi seharusnya dibiarkan saja karena dapat mengawasi jalannya pemerintahan.

“KLB Demokrat itu kan dilakukan atas persetujuan ketua Majelis Tinggi. Nah negara itu harusnya tau dong akan terjadi potensi konflik. Nah aparat penegak hukum harusnya amankan kongres yang berpotensi dan ilegal. Tapi ini aparat kan diam enggak ada upaya serius,” ungkap pengamat politik Ubed.

Baca Juga: Selang Oksigen Dilepas, Benarkah Bae Rona Meninggal di The Penthouse 2?

Baca Juga: Berikut Jadwal Misa Live Streaming dan Channel YouTube Minggu 7 Maret 2021 Sore, Minggu Prapaskah III

Oleh karena itu, ia menilai sebenarnya pihak Pemerintah tahu akan rencana kudeta Partai Demokrat dan sengaja diam saja karena akan diuntungkan.***

 

 

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x