Ada Perubahan Morfologi di Puncak Gunung Merapi, BPPTKG : Status Tetap Siaga

- 27 Februari 2021, 22:25 WIB
Gunung Merapi luncurkan awan panas Rabu, 27 Januari 2021
Gunung Merapi luncurkan awan panas Rabu, 27 Januari 2021 ///Twitter @BPPTKG
 

KABAR JOGLOSEMAR - BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) menyebutkan bahwa dari hasil analisis morfologi area puncak Guny Merapi berdasarkan foto dari sektor barat daya pada 25 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah.

Sementara volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 618.700 meter kubik dengan laju pertumbuhan 13.600 meter kubik per hari. Selama jangka waktu satu minggu dari tanggal 19 Februari sampai dengan 25 Februari 2021, guguran awan panas Gunung Merapi terjadi 3 kalidengan estimasi jarak luncur maksimal 1.900 meter ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 51 mm dan durasi 175 detik.

Menurut BPPTKG, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Dan tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Kesimpulannya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Sehingga status aktivitas Gunung Merapi dalam SIAGA," cuit BPPTKG dikutip Kabar Joglosemar dari @BPPTKG hari Jumat 26 Februari 2021.

Menurut data BPPTKG, secara umum kegempaan internal pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu. Sementara gempa di permukaan seperti gempa guguran meningkat dan munculnya awan panas guguran.

Baca Juga: 3 Cara Cek Peruntungan Rezeki Dari Weton Jawa

Baca Juga: Mantan Wakil Ketua KPK M Yasin: Biaya Politik Mahal dalam Pilkada Penyebab Utama Korupsi

Sementara guguran awan panas guguran padal 25 Februari 2021 pukul 16.52 WIB mengakibatkan hujan abu tipis di Kali Tengah Lor, Kali Tengah Kidul, Deles dan Tlukan.

Dengan perkembangan aktivitas Gunung Merapi dan adanya perubahan morfologi di puncak, maka potensi bahaya saat ini tetap sama seperti sebelumnya. Yakni berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya yang meliputi Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng dan KaliPutih sejauh maksimal 5 killometer.

Halaman:

Editor: Sunti Melati

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x