Wacinwa, Wayang Kulit Hasil Akulturasi Budaya Cina dan Jawa

- 27 Februari 2021, 14:17 WIB
Wacinwa  tokoh Senopati (Jenderal) sedang mengawal Kaisar dengan naik kuda//
Wacinwa tokoh Senopati (Jenderal) sedang mengawal Kaisar dengan naik kuda// /Tedy Kartyadi/ Kabar Joglosemar

KABAR JOGLOSEMAR -- Wayang kulit sebagai sebuah produk budaya Jawa dan sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan perkembangan secara kekinian dapat dikatakan berkembang mengikuti jaman, baik dari sisi pementasan maupun bentuk-bentuk wayang itu sendiri.

Masyarakat sebelumnya hanya mengenal bentuk-bentuk wayang purwa yaitu, wayang yang mengisahkan cerita Ramayana dan Mahabarata, yang lebih banyak dipengaruhi oleh akulturasi budaya India.

Kedua wayang ini sangat sering dipentaskan sebagai gelaran seni oleh masyarakat umum hingga kini.

Baca Juga: Tahun 2021, Kemendikbud Anggarkan Rp 72 Triliun untuk Dana BOS dan DAK Fisik

Ada satu lagi jenis atau bentuk wayang di Yogyakarta yang merupakan hasil akulturasi budaya Cina dan budaya Jawa yakni Wayang Cina-Jawa atau juga disebut dalam akronim Wacinwa.

Wayang kulit Wancinwa ini diciptakan oleh warga keturunan bernama Gan Thwan Sing, pada tahun 1925.

“Wayang kulit Wacinwa ada dua, salah satunya menjadi koleksi Museum Sonobudyo Yogyakarta. Wacinwa adalah wayang yang mengisahkan cerita legenda Tiongkok, Sie Jin Kwi Ceng Tang dan Sie Jien Kwi Ceng Se, “ terang Kepala Museum Sonobudoyo Setyawan Sahli , SE MM, dalam acara pembukaan Pameran Temporer bertajuk “Harmoni Cina - Jawa dalam Seni Pertunjukan”, Jumat (26/2/2021).

Baca Juga: 8 Artis Kpop Alami Gangguan Kecemasan, Ada IU hingga Suga BTS

Baca Juga: Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah Diduga Terjaring KPK, Ini Kata Juru Bicara

Halaman:

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x