Rekor Unik Diciptakan Kardinal, 17 Uskup, dan 900 Lebih Rohaniwan untuk Guru Honorer

- 1 Desember 2020, 14:44 WIB
Katedral Jakarta
Katedral Jakarta /Instagram.com/@katedraljakarta
 
KABAR JOGLOSEMAR - Banyak cara dilakukan orang untuk menunjukkan kepedulian terhadap para guru honorer. Salah satu cara unik yang dilakukan kardinal, uskup, rohaniwan adalah olahraga bersama.
 
Pada Selasa (1/12/2020), seorang kardinal, 17 uskup, 900 lebih rohaniwan/rohaniwati Katolik bergabung dengan 2.100 pelari, pesepeda, pejalan cepat di seluruh Indonesia. Mereka memecahkan rekor unik dunia.
 
Tidak hanya dari Indonesia, ada juga yang berasal dari sedikitnya 17 negara Eropa, Amerika Utara, Asia, Timur Tengah.
 
Selama  sebulan penuh mereka akan beraktifitas untuk menggalang dana bantuan Natal bagi para guru honorer di berbagai  wilayah Tanah Air. Mereka mengikuti olahraga lari, sepeda dan jalan cepat pada Selasa, 1 Desember 2020.
 
Glenn Sebastian, Koordinator Program, dalam rilis yang dikirim kepada Kabar Joglosemar, Selasa (1/12/2020) mengatakan, keterlibatan kardinal, belasan uskup serta hampir seribu pastor dan suster itu belum pernah terjadi dalam sejarah penggalangan dana melalui olahraga secara virtual di Indonesia maupun di dunia.
 
 
Sementara Dr. Antonius Widyarsono SJ, pastor Jesuit, pengajar filsafat hukum, pelari maraton serta salah satu penggerak rohaniwan-rohaniwati di Indonesia maupun di luar negeri, mengatakan, kardinal, para uskup dan rohaniwan/rohaniwati mau terlibat program penggalangan dana ini.

Kegiatan serentak digelar di tiga cabang olahraga secara virtual ini bertujuan untuk menghimpun dana bagi para guru honorer di seluruh Indonesia. Terutama, mereka yang bertugas di wilayah-wilayah terpencil dan berkekurangan di luar Jawa.
 
"Guru honorer adalah bagian penting dari tulang punggung pendidikan Indonesia. Banyak dari mereka masih bekerja dalam kondisi prasejahtera. Padahal di tangan mereka kita menitipkan generasi masa depan,”ujar Christiano Hendra Wishaka, Ketua Panitia Pelaksana Caritas Christmas.
 

Karena itu, hasil penggalangan dana kali ini akan diutamakan untuk para guru honorer di wilayah luar Pulau Jawa. Ketua I Dewan Pengurus Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia ini menegaskan, tugas panitia adalah mengawal gerak program yang melibatkan 3.000 lebih peserta ini.  

Penyaluran dana dan para penerima bantuan akan diatur oleh dua lembaga lain, yakni Yayasan KARINA KWI- lembaga kemanusiaan di bawah payung Konferensi Waligereja  Indonesia (KWI) yang dipimpin Romo Dr Fredy Rante Taruk Pr. dan Komisi Pendidikan KWI yang ditangani Pater TB Gandhi Hartono SJ.

"Pendidikan harus jalan terus di tengah situasi berat pandemi. Ayo kita perhatikan para guru, "ujar Pater Christoforus Kristiono Puspo SJ, Direktur Eksekutif Lembaga Daya Dharma, sebuah lembaga pelayanan sosial di bawah Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ).
 
 
Hasil penggalangan dana Caritas Christmas akan disalurkan kepada 1.800-2.000 guru honorer sekolah swasta Katolik di 27 provinsi di luar Pulau Jawa.

Gagasan AAJI menjalar dalam waktu singkat ke seluruh Indonesia serta 17 negara lain.
 
“Informasi bergerak amat cepat karena anggota AAJI berada di lima benua. Hanya dalam tempo satu bulan, tiga ribu lebih peserta memastikan diri ikut," ujar Glenn Sebastian, Koordinator Program.
 
Menurut Glenn, mereka berasal dari berbagai latar belakang, seperti rohaniwan dan rohaniwati yang rata-rata berkarya di dunia pendidikan, para profesional, pengusaha, guru, mahasiswa, wartawan, ibu rumah tangga, dokter.
 
 
Rentang usia partisipan juga mengejutkan. Beberapa peserta masih giat berolahraga di usia emas, antara lain Sr. Francesco Mariannti OSU yang berusia 86 tahun, Pater James Spillane berusia 77 tahun, Uskup Palembang Mgr Sudarso SCJ berusia 75  tahun.

Rata-rata peserta merupakan alumni sekolah-sekolah asuhan sejumlah ordo yang sudah beberapa dekade berkarya di dunia pendidikan Indonesia. Seperti  Jesuit, Santa Ursula, Carolus Boromeus, Bruder FIC, Suster Jesus Maria Josef serta belasan yayasan lain yang menyelenggarakan pendidikan di 27 provinsi di luar Pulau Jawa.

Seluruh peserta terbagi dalam 133 tim, yang mengatur aktifitas lari, jalan, gowes sekaligus mengatur   penggalangan dana.Masing-masing seturut panduan yang dirancang oleh platform donasi Aktivin.
 
 
Para donatur dipersilakan menyumbang Rp 50.000 per poin. Setiap poin setara satu kilometer lari dan jalanserta tiga kilometer bersepeda. Para donatur bisa mengecek pergerakan sumbangan secara transparan melalui platform Aktivin.

Pada hari pembukaan, dana yang terkumpul mendekati Rp 2,5 miliar  (50.000 poin). Ini setara 50.000 kilometer atau lebih dari sekali mengelilingi bumi. “Kami akan gembira sekali bila semakin banyak yang tergerak berdonasi,” kata Christiano Hendra

Ignatius Kardinal Suharyo yang ikut berlari, berpesan agar kegiatan belarasa ini menjadi gerakan bersama untuk kebaikan para guru serta masyarakat luas.
 
 
“Hendaknya ini menjadi gerakan bersama untuk membantu mengangkat beban para guru terutama mereka yang berada di tempat-tempat jauh dan terpencil,” kata Christiano Hendra menirukan ucapan Kardinal Suharyo saat menerima audensi Panitia Pelaksana Caritas Christmas di Jakarta, tiga pekan lalu.

Kardinal Suharyo memimpin misa pembukaan Caritas Christmas Cross Challenge di Katedral Jakarta  pada Selasa, 1 Desember 2020, diikuti umat secara terbatas.Aacara ini disiarkan secara daring melalui  saluran Youtube.***
 
 

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x