Setelah Kerangka Manusia, Kerangka Kuda Ditemukan di Beteng Keraton Jogja

12 Agustus 2023, 10:59 WIB
Ilustrasi ditemukannya kerangka kuda setelah kerangka manusia di proyek revitalisasi Beteng Keraton Jogja /kratonjogja.id

KABAR JOGLOSEMAR - Penemuan kerangka kuda di proyek revitalisasi Beteng Keraton Jogja kembali menggegerkan warga.

Sebelumnya, kerangka manusia ditemukan di galian revitalisasi Beteng Keraton Jogja tersebut. Kini kerangka kuda turut ditemukan.

Penemuan kerangka manusia ditemukan oleh pekerja proyek revitalisasi Beteng Keraton Jogja pada Senin (7/8) lalu, tepatnya di Jalan Suryomentaraman.

Baca Juga: Penghuni Terakhir Kampung Mati Kulon Progo Resmi Pindah

Temuan kerangka yang diduga merupakan kerangka manusia tersebut sudah dilaporkan ke pihak yang berwajib.

Kerangka tersebut lalu dibawa ke RS Bhayangkara untuk segera diperiksa dan diteliti.

Setelahnya kembali ditemukan kerangka yang diduga adalah kerangka kuda. Namun diperkirakan usianya sudah sangat lama karena ketika diangkat kerangka tersebut remuk.

Baca Juga: Terungkap Alasan Putra Mahkota Keraton Surakarta 'Kabur' Usai Tabrak Pengendara Motor

Dinas Kebudayaan DIY mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum bisa banyak menjelaskan terkait fenomena penemuan kerangka di Beteng Keraton Jogja tersebut.

Meski begitu, dulunya memang beteng tersebut dikelilingi oleh parit dengan kedalaman belasan meter.

Kemungkinan dulunya ada kuda dan mungkin penunggangnya yang terjatuh ke dalam parit.

Meski begitu pihak Dinas Kebudayaan DIY juga masih belum mengetahui secara pasti penyebabnya.

Baca Juga: Putra Mahkota Keraton Surakarta KGPH Purboyo Diduga Lakukan Tabrak Lari

"Kalau naskah itu bilang, kuda melompat aja terjun, analoginya hampir jagangnya Vredeburg, antara 11-12 meter. Kalau 11-12 meter, tibone (jatuhnya) di tengah aspal kan nggak mungkin," kata Kepala Disbud DIY Dian Laksmi, di Kompleks Kepatihan Jogja, Selasa (8/8/2023). 

Selain dugaan tersebut, juga ada kemungkinan bahwa itu merupakan korban perang lantaran sempat ada Perang Geger Sepehi di wilayah tersebut dan mayatnya ditumpuk menjadi gapura.

"Karena ini proses ratusan tahun. Perang Geger Sepehi juga di area situ. Dan dulu ada Gapura Madyasuro, yang jadi gapuranya itu tumpukan mayat-mayat waktu Geger Sepehi tahun 1800-an itu," jelas Dian.***

 

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler