KABAR JOGLOSEMAR - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) malam menjadi sebuah bencana yang mengerikan bagi Indonesia, khususnya pecinta sepak bola.
Kabar terbaru yang diketahui, tragedi itu telah menewaskan 180 lebih suporter Arema atau Aremania.
Baca Juga: Aktor Lee Min Ho Ikut Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan Ratusan Orang
Jumlah kematian Tragedi Kanjuruhan sejauh ini menjadi 'dua besar bencana sepak bola' setelah mimpi buruk yang terjadi di Lima, Peru pada 1964 silam.
Jumlah korban yang banyak itu pun sama-sama diduga akibat penggunaan gas air mata di dalam stadion yang digunakan aparat untuk membubarkan massa.
Berikut adalah fakta fakta di balik tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang dirangkum KabarJoglosemar.com dari berbagai sumber :
1. Jumlah korban kerusuhan Kanjuruhan
Berdasarkan data yang beredar, korban kerusuhan Kanjuruhan mencapai angka 180 lebih orang yang meninggal dunia. Sementara ratusan korban lainnya masih mendapatkan perawatan intensif di berbagai rumah sakit.
2. Panpel dan polisi minta jadwal pertandingan dimajukan namun ditolak
Jadwal pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya yang dimulai pukul 20.00 WIB menuai sorotan.
Sebelumnya pihak kepolisian dan panitia pelaksana pertandingan (panpel) telah meminta laga Arema FC vs Persebaya untuk digeser menjadi sore hari pukul 15.30 WIB.
Namun permintaan itu ditolak dan laga tetap berlangsung pukul 20.00 WIB, sesuai jadwal.
3. Jumlah tiket yang dijual melebihi kapasitas stadion
Selain jam pertandingan yang terlalu malam, jumlah penonton juga melebihi kapasitas stadion.
Kapasitas stadion tersebut yakni 38.000 orang namun tiket yang dicetak jumlahnya mencapai 42.000.
Baca Juga: GTA San Andreas Definitive Edition di HP Android? Langsung Pakai Link Download Berikut yang Resmi
4. Suporter kecewa dan turun ke lapangan
Kronologi tragedi Kanjuruhan ini bermula ketika suporter yang tak puas dengan hasil pertandingan dan turun ke lapangan. Arema diketahui kalah dari Persebaya dengan skor akhir 3-2.
Setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya masuk ke dalam kamar ganti. Akan tetapi, mereka dilempari botol air mineral oleh oknum suporter Aremania.
Sejumlah Aremania turun ke lapangan dan mendekati pemain dan official tim Arema FC.
Kondisi ini kemudian memantik banyak suporter lainnya untuk turun ke lapangan dan membuat aparat keamanan berusaha menghalaunya.
5. Aparat keamanan tebakan gas air mata
Untuk mengatasi situasi yang mulai kacau, aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter dari lapangan.
Penembakan gas air mata oleh polisi ke arah tribun penonton diduga memicu timbulnya banyak korban jiwa karena sesak napas dan berusaha keluar dari stadion.
6. Duka Kelam Bagi Sepak Bola Indonesia
Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 menjadi duka yang mendalam bagi dunia sepak bola. Banyak klub sepak bola nasional yang menyatakan belasungkawa atas apa yang terjadi di Kanjuruhan.
Bahkan dalam lanjutan La Liga Spanyol, sebelum memulai laga dilakukan, mengheningkan cipta selama 1 menit dilakukan untuk mengenang Tragedi Kanjuruhan.
Itulah beberapa fakta di balik tragedi kerusuhan yang di terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang. ***