Sementara itu, Agastya mencoba mengangkat semangat Guddan. Ia menyatakan kesetiaannya padanya dan memeluknya dengan hangat.
Choti tak bisa melupakan bagaimana Agastya telah menyelamatkannya. Mereka kemudian menikmati secangkir teh bersama, dengan lembutnya Agastya menyapu rambut Guddan.
Namun, kebahagiaan itu terganggu oleh suara Niya yang menyatakan kekalahannya kepada Guddan.
Sona pun mendapati bahwa Niya belum tidur, sementara itu Agastya membawa Guddan masuk ke dalam rumah dan bertanya tentang apa yang kemudian harus mereka lakukan.
Saru pun merasa dikhianati oleh Guddan, sedangkan Niya yakin bahwa Guddan tidak akan melakukan apapun lagi.
Sona keheranan dan bertanya apa yang mereka bicarakan. Ketika mereka masih terus mempertimbangkan langkah selanjutnya, Pushpa tiba-tiba mengusulkan untuk menumpas ibu Guddan.
Ia merasa yakin bahwa ini akan membuat mereka unggul. Choti, dalam hati, menyadari bahwa jika Agastya menyaksikan rencana mereka, semua usaha licik mereka akan hancur.