Film Mulan Hadapi Seruan Boikot karena Syuting di Wilayah Muslim Uighur

- 8 September 2020, 17:02 WIB
Liu Yifei pemeran utama film Mulan.*
Liu Yifei pemeran utama film Mulan.* //bloka.com/

KABAR JOGLOSEMAR - Film teranyar Walt Disney, Mulan, tengah menghadapi seruan  untuk boikot. Hal itu terjadi setelah pihak berwenang di wilayah Xinjiang, tempat sekitar satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp, disebutkan dalam kredit penutup film tersebut.

Jeannette Ng, seorang penulis dan novelis dari Inggris, memposting tangkapan layar dari kredit film di akun twitternya. Ia mencatat bahwa Xinjiang adalah "tempat di mana genosida budaya sedang terjadi" dan film Mulan "melakukan syuting secara ekstensif" di wilayah tersebut

‘Mulan specifically thank the publicity department of CPC Xinjiang uyghur autonomous region committee in the credits. You know, the place where the cultural genocide is happening. They filmed extensively in Xinjiang, which the subtitles call Northwest China’.

Baca Juga: OST Do You Like Brahms yang Dinyanyikan Chen EXO Rilis Hari Ini

Sementara, akun twitter @badiucao menuliskan “Jika Anda mendukung HAM, jika anda membenci brutalitas aparat, jika anda percaya seni, aktor atau aktris dan perusahaan seharusnya membawa tanggung jawab sosial, jika kamu menghormati orang Asia dan menolak melihat kami sebagai ladang uang dan pasa. Boikot #Mulan”. 

#BoycottMulan if u support universal human rights, if u hate police brutality, If u believe artists, actors/actresses and companies shall carry social responsibilities, if u respect Asians and refuse seeing us as money mining market and tokens. Boycott #Mulan.’

Dalam sebuah opini yang diterbitkan di The Washington Post, Rekan Senior Masyarakat Asia, Isaac Stone Fish, menulis bahwa produser Walt Disney membantu "menormalkan kejahatan terhadap kemanusiaan". Menurut dia hal itu lantaran produser Walt Disney memilih membuat film di Xinjiang.

Baca Juga: MBC Ungkap Tengah Kerjakan Film Dokumenter Sulli Eks Member F(X)

Dia juga menyebut film itu merupakan “skandal”. Pasalnya, ia mencatat bahwa produser bekerja dengan empat departemen propaganda di Xinjiang untuk membuat film tersebut.

Pemimpin pro-demokrasi Hong Kong, Joshua Wong mengatakan bahwa bukti terbaru adalah alasan lain untuk memboikot Mulan. Ia menulis bahwa penonton bisa menjadi "berpotensi terlibat dalam penahanan massal" Muslim Uighur.

It just keeps getting worse! Now, when you watch #Mulan, not only are you turning a blind eye to police brutality and racial injustice (due to what the lead actors stand for), you're also potentially complicit in the mass incarceration of Muslim Uyghurs. #BoycottMulan’.

Baca Juga: 5 Fakta Unik soal Bahasa Arab yang Tidak Banyak Diketahui Orang

Wong sebelumnya menyerukan boikot film tersebut menyusul pernyataan dari aktris Liu Yifei yang mendukung pemerintah Hong Kong yang mana didukung oleh Tiongkok. Ia menuduh Yifei telah menutup mata terhadap "kebrutalan polisi" di wilayah tersebut.

Salah seorang pemeran Mulan, Jet Li, mengatakan bahwa dia berharap penonton akan menyukai film tersebut, seperti dilansir dari Al Jazeera. Ia mengatakan bahwa film tersebut sangat bagus dan indah.

Namun, pengamat melihat film tersebut dikreditkan ke beberapa lembaga pemerintah di Xinjiang, setelah siaran langsung film tersebut dirilis pada hari Jumat. Salah satunya ialah Partai Komunis China yang bertanggung jawab atas propaganda di Xinjiang.

Baca Juga: Viral Video Pria dengan Kemampuan Parkir Mobil yang Luar Biasa, Pengguna Twitter Dibuat Kagum

Sementara, Walt Disney Studios dan sutradara Mulan, Niki Caro, belum mengomentari kontroversi tersebut.

Menurut laporan berita dan laporan saksi, ada beberapa situs di Xinjiang menjadi pusat pelatihan dan keterampilan. Ada pula yang mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan pusat penahanan bagi para Muslim Uighur.

Warga Uighur yang melarikan diri dari Tiongkok, telah mengonfirmasi keberadaan fasilitas tersebut sejak tahun 2017. Ia mengatakan bahwa banyak kerabat mereka telah menghilang dan belum ditemukan.

Baca Juga: 7 Tips Dekorasi Kamar untuk Laki-laki, Pakai Rak Tempel hingga Tema Monokrom

Sementara, pemerintah Tiongkok tidak menampik hal itu. Mereka mengatakan bahwa warga Uighur yang ada di sana merupakan bagian dari program untuk memerangi ekstremisme di wilayah barat laut.***

Editor: Sunti Melati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x