Network
Salah satu dayang pun langsung menyarankan Ratu untuk memakai pelindung jari khusus untuk menyulam.
Baca Juga: Bahaya Tanaman Lidah Mertua Jika Diletakkan di Dalam Ruangan
Nah, ketika menunjukkan cara memakai pelindung tersebut, si dayang memasangkan pelindung jari tersebut di jari tengah dan mengacungkannya di depan Ratu.
“Aku menyiapkan ini juga,” kata dayang tersebut sambil mengacungkan jari tengah.
Ratu pun sangat terkejut karena menganggap itu sangat tidak sopan. Jiwa Bong Hwan yang berasal dari masa modern tentu saja menganggap jari tengah sebagai simbol kata fuck yang sangat kasar.
Ketika Ratu memarahi dayang tersebut, ia pun tidak tahu duduk permasalahannya karena ia hanya menunjukkan cara memakai pelindung jari.
Baca Juga: Selama 45 Tahun Berdiri, Masjid Istiqlal Selesai Direnovasi dengan Biaya Rp 511 Miliar
“Maksud kamu apa? Ini adalah bidal jahit,” lanjut si dayang lagi.
Kemudian Ratu pun menyadari bahwa pada masa Dinasti Joseon, jari tengah tidak bermakna fuck. Jari tengah tidak menyimbolkan sesuatu yang kasar.
Ia refleks berpikir bahwa dayang tersebut sedang bersikap kurang ajar padanya karena terbiasa dengan budaya modern di mana mengacungkan jari tengah pada seseorang dianggap kasar dan tidak sopan.
