KABAR JOGLOSEMAR - Salat tolak bala merupakan sebutan lain dari salat Lidaf’il bala atau salat Rebo Wekasan. Namanya memang berbeda tetapi ketiganya memiliki kesamaan dalam pelafalan niat salat.
Tradisi Rebo Wekasan sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lainnya. Pada tradisi ini, masyarakat melakukan selamatan, sedekah, silaturahmi, melakukan kebaikan kepada sesama.
Tentunya juga melakukan salat tolak bala dan berdoa dengan doa khusus. Dilansir nu.or.id, keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang menyatakan jika salat Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati salat sunah muthlaqah atau niat salat hajat.
Baca Juga: Cek di eform.bri.co.id, Ini Tanda Pelaku UMKM Bisa Ambil BLT UMKM Rp1,2 Juta Bulan Oktober 2021
Ketika hendak melakukan salat Rebo Wekasan dengan niat salat sunah mutlak atau salat hajat, maka hukumnya boleh dilakukan.
Salat hajat adalah salat yang dilaksanakan saat memiliki keinginan atau jahat tertentu, termasuk hajat li fa'il makhuf (menolak hal-hal yang dikhawatirkan).
Sementara itu, sunah mutlak adalah salat yang tidak dibatasi waktu, sebab, dan bilangannya tidak terbatas.
Berikut niat salat tolak bala Rebo Wekasan:
"Usholli sunnatal lidaf'il balaa rokatainii lillaahi ta'ala."
Artinya, "Saya salat sunnah untuk tolak bala dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Selain niat salat tolak bala, berikut tata cara salat tolak bala Rebo Wekasan yang sama seperti salat sunah pada umumnya. Namun, ada beberapa surat yang dibaca.
- Pada rakaat pertama membaca Al Fatihah, kemudian membaca surat Al-Kautsar 17x
- Pada rakaat kedua, setelah Al Fatihah dilanjutkan surat Al-Ikhlas 5x
- Pada rakaat ketiga, setelah Al Fatihah kemudian surat Al-Falaq 1
- Pada rakaat keempat membaca Al Fatihah yang dilanjutkan surat An-Nas 1
Demikianlah tata cara salat tolak bala yang dapat dilakukan sendiri. ***